Page 177 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 177

Pangeran Mohammad Noor      163



               orang-orang    yang   memiliki   latar   belakang   berbeda-beda.
               Pengalaman  melihat  tempat  dan  bertemu  berbagai  kalangan
               membentuk kepribadiannya mudah bergaul. Keadaan itu, di sisi lain,
               menyadarkan  Pangeran  Mohammad  Noor  akan  ketertinggalan
               masyarakat Banjar dalam berbagai bidang kehidupan.
                      Pangeran  Mohammad  Noor  berkesempatan  melihat  “dunia
               baru”  ketika  mengikuti  orang  tuanya  pindah  ke  Kota  Baru,  Pulau
               Laut.  Berlokasi  di  tepi  pantai,  Kota  Baru  membuka  pandangan
               Mohammad  Noor  tentang  alam  Kalimantan  yang  kaya  raya,  tidak
               hanya  hutan  dan  sungai.  Sebutan  Kalimantan  sendiri  dihubungkan
               dengan  dua  hal;  pertama,  sejenis  pohon  besar  yang  sesuai  dengan
               alamnya dilintasi sungai-sungai seperti Mahakam, Barito, Kapuas dan
               banyak sungai kecil lainnya. Kedua, Kalimantan berasal dari kata kali
               yang berarti sungai dan mantan berarti intan; jadi Kalimantan adalah
               sungai  yang  mengandung  intan.   Martapura,  kota  kelahiran
                                                  3
               Mohammad  Noor,  adalah  daerah  yang  terkenal  sebagai  penghasil
               intan hingga dieskpor ke berbagai negara sejak zaman kerajaan. Bagi
               Mohammad  Noor,  kenangan  masa  kecil  itu  membentuk  imajinasi
               tersendiri tentang tanah kelahirannya.
                      Pangeran  Mohammad  Noor  menyaksikan  rakyat  yang
               bertelanjang  dada  dan  kaki  dikerahkan  untuk  membangun  jalan
               poros antara Tapus hingga Sungai Buluh. Ia melihat rakyat menyelam
               dengan mata memerah ke dalam air coklat-hitam untuk mengambil
               tanah.  Jalan  poros  itu  dibangun  di  atas  keringat,  air  mata  dan
               penderitaan  rakyat  terjajah  yang  terekam  dalam  memorinya.
               Pengalaman  indrawi  ketika  masih  kecil  itu  menghubungkannya
               dengan  kesadaran  hingga  keberpihakannya  terhadap  rakyat  kecil
               dan rasa simpati kepada yang lemah.
                                                  4
                      Mohammad Noor mendapat pendidikan Islam di lingkungan
               keluarganya,  mulai  dari  mengaji,  salat,  puasa,  dan  seterusnya.  Ia
               sudah terbiasa melafazkan Surah Al-Fatihah lalu meminum air putih
               sebelum menghadapi ujian di sekolah hingga meraih gelar Insinyur
               di  Bandung.  Praktik  olah  spiritual  itu  mengkristal  dalam  dirinya.
               Mohammad  Noor  menempuh  pendidikan  formal  awal  di  Sekolah
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182