Page 180 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 180

166       Gubernur Pertama di Indonesia



            bertugas  di  Banjarmasin,  lalu  dipindahkan  ke  Bandung  (1937)
            sebagai  tenaga  insinyur  sipil  pada  Departement  Verkeer  en
            Waterstaat. Setelah  berhenti sebagai anggota  Volksraad, ia  kembali
            betugas  di  Lumajang  bagian  Irigasi  Afdeling  Bakalen-Sampen.
            Kemudian, pada 1941 hingga pendudukan Jepang ia ditempatkan di
            Banyuwangi, Jawa Timur, pada posisi sectie-ingeneur.
                    Perpindahan  tugas  dari  satu  tempat  ke  tempat  yang  lain
            menjadikan Pangeran Mohammad Noor makin matang dalam bidang
            keahliannya.  Hal  itu  juga  memperlihatkan  bahwa  dirinya  adalah
            ilmuwan  profesional  yang  mendedikasikan  keahliannya  bagi
            masyarakat.
                    Pada masa pendudukan Jepang, Indonesia dibagi menjadi tiga
            wilayah;  Sumatera  ditempatkan  di  bawah  Angkatan  Darat  Ke-25,
            Jawa dan Madura di bawah Angkatan Darat Ke-16, Kalimantan dan
            Indonesia  Timur  dikuasai  oleh  Angkatan  Laut.   Penguasaan  atas
                                                           7
            wilayah  Kalimantan  sangat  taktis  bagi  kepentingan  perang  Jepang
            mengingat  kebutuhan  bahan-bahan  strategis  untuk  kepentingan
            perang, seperti minyak, karet, batubara, mangan, besi, uranium dan
            lain  sebagainya,  ada  di  daerah  itu.   Wilayah  Kalimantan  menjadi
                                               8
            arena pertempuran antara Sekutu dengan Jepang yang mengkibatkan
            ketidaktenangan masyarakat Kalimantan.
                    Di  tengah  kondisi  perang,  pemerintah  pendudukan  Jepang
            membutuhkan  dukungan  tenaga  kerja  rakyat  untuk  membangun
            infrastruktur  dan  menyediakan  sumber  bahan  pangan  untuk
            kepentingan  perang.  Pemerintah  pendudukan  Jepang  menugaskan
            Pangeran Mohammad Noor sebagai Kepala Irigasi Pakalem-Sampean
            di  Bondowoso.  Perhatian  pemerintah  pendudukan  terhadap
            pertanian  dan  irigasi  untuk  kepentingan  logistik  perang
            memanfaatkan  tenaga-tenaga  ahli,  termasuk  dari  Indonesia.  Pada
            1945,  Pangeran  Mohammad  Noor  diangkat  menjadi  wakil
            sumobucho       (sekretaris    jenderal)     pada     Departemen
            Perhubungan/Pekerjaan Umum.
                                           9
                    Pada  28  Mei  1945,  pemerintah  pendudukan  di  Jakarta
            meresmikan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185