Page 182 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 182
168 Gubernur Pertama di Indonesia
pesawat diizinkan mendarat—yang berjarak sekitar 60 kilometer,
tampak padang ilalang yang luasnya sejauh mata memandang.
Pangeran Mohmmad Noor mengisahkan,
Spontan Bung Hatta meminta kepada saya untuk
memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman saya sebagai
insinyur irigasi untuk menjadikan padang ilalang itu menjadi
sawah yang subur. Lupa perang, lupa pemboman, hanya
pembangunan saya perhatikan. Sejak itu, berkembang ide-ide
dan cita-cita ke arah suatu konsepsi untuk pembangunan
Kalimantan.
12
Bagi Pangeran Mohammad Noor, perjalanan bersama Bung
Hatta menyimpan kenangan dan menghasilkan visi besar dalam
membangun Kalimantan. Hal itu makin menegaskan dirinya untuk
terus berkarya memajukan kesejahteraan masyarakat Kalimatan
khususnya di kemudian hari.
13
Setelah tiba di Banjarmasin, pada malam itu juga diadakan
rapat umum di gedung bioskop Rex. Kehadiran Bung Hatta telah
dinanti masayarakat dari berbagai daerah di Kalimantan yang
memadati sesak ruang rapat. Seperti telah disebutkan, kedatangan
Bung Hatta di Banjarmasin dalam rangka menyampaikan rencana
persiapan kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi ketika ketua panitia
menyampaikan sambutannya, koosukaiho, serine tanda bahaya
berbunyi. Balikpapan digempur tentara Sekutu sehingga rapat
dibubarkan untuk menjaga segala kemungkin terburuk bagi Bung
Hatta. Walaupun rapat tidak terlaksana sampai selesai, semangat
kemerdekaan tampak terpancar dari wajah-wajah yang hadir pada
malam itu.
Setelah serine tanda bahaya berhenti dan tanda “all clear”
terdengar, masyarakat yang masih tidak puasberkerumum di
halaman tempat penginapan rombongan Bung Hatta. Mereka masih
ingin mendengarkan pidato Bung Hatta tentang kemerdekaan
Indonesia. Maka, di tengah suasana kegelapan waktu itu, Bung Hatta
berpidato tentang masa depan kemerdekaan Indonesia. Para pejuang