Page 10 - JAPRI EDUKASI I (3) JULI-OKT 2020
P. 10

JAPRI Edukasi I (3) Juli-Okt. 2020: 1 – 12
            ISSN 2716-1528



            disepakati  pada  langkah  sebelumnya,  dan     poin.
            (d)  setelah  kelas,  siswa  dibimbing  untuk          Pembelajaran  bagi  siswa  digital

            meningkatkan kemampuannya baik dengan           native  walaupun  akan  dapat  terlaksana
            cara  mengulang  pembelajaran  ataupun          dengan     baik   dengan     memanfaatkan

            menerapkan pada aspek yang berbeda, baik        teknologi,  tetapi  akan  lebih  baik  lagi  jika

            secara online ataupun offline.                  tidak  melupakan  budaya.  Karena  teknologi
            `       Banyak  model  kelas  digital  yang     memang      tidak    seharusnya     sekedar

            dapat  diterapkan  untuk  flipped  classroom.   membentuk  budaya  baru  dan    melupakan
            Mulai  dari  yang  berbayar  hingga  yang       budaya  warisan  bangsa  yang  sarat  akan

            gratisan.  Contohnya:  Quipper,  Schoology,     filosofi  kehidupan.  Teknologi  dan  budaya

            Google Classroom, Edpuzzle, Padlet, Class       dapat  berjalan  beriringan  bersama  dalam
            Dojo, dan lainnya. Class Dojo sebagai salah     kegiatan  belajar  siswa  digital  native.

            satunya,  dengan  berbagai  fitur  khas  kelas   Etnomatematika    merupakan     penerapan
            digital,   memberikan    fasilitas   kepada     konsep  matematika  di  dalam  budaya.

            penggunanya  untuk  mengetahui  kegiatan        Puspadewi  dan  Putra  (2014)  menyatakan

            siswa  dan  juga  perkembangan  sikap  siswa    bahwa       etnomatematika      merupakan
            secara  real-time.  Class  Dojo  pertama  kali   matematika  yang  muncul  sebagai  akibat

            dikembangkan  oleh  Liam  Don  dan  Sam         pengaruh  kegiatan  yang  ada  di  lingkungan
            Caudhry pada tahun 2011.                        dan  juga  budayanya.  Hal  ini  berarti

                    Peterson  (2013)  mengemukakan          matematika  keberadaannya  tidak  semata
            bahwa     Class   Dojo    merupakan    alat     hanya  berlangsung  di  dalam  kelas  saja.

            manajemen  perilaku  yang  memberikan           Etnomatematika  tumbuh  dan  berkembang

            umpan  balik  terhadap  sikap  yang  diamati    dalam kebudayaan tertentu.
            dengan  komunikasi  elektronik.  Tampilan              Dalam       materi      matematika,

            Class  Dojo  lebih  eye-catching  dan           khususnya  transformasi  geometri  banyak
            menyerupai       microblogging      seperti     kosep  matematika  berbasis  budaya  yang

            Facebook  yang  segar  dan  unik  untuk         dapat  dilihat.  Contohnya  pada  motif  tenun

            belajar  siswa  dan  memang  disukai  siswa,    ikat,  anyaman,  ornamen,  dan  bahkan  pada
            karena mirip dengan teknologi yang sudah        sarana upakara adat  dan agama. Salah satu

            mereka  kuasai  dalam  keseharian  mereka.      sarana  upakara  adat  dan  agama  di  daerah
            Selain  itu  Class  Dojo  juga  melibatkan      Bali  adalah  Ceniga.  Ceniga  umumnya

            orang  tua  dalam  memantau  perkembangan       dibuat  dari  daun  janur  atau  daun  enau

            belajar  siswa  secara  online  dan  real-time.   dengan   motif-motif     tertentu   yang
            Siswa juga mendapat reward dalam bentuk         digantungkan  pada  penjor  atau  bangunan


            4
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15