Page 48 - Pedoman_Implementasi_Pelabelan_Pangan_Olahan_-_Pencantuman_Jumlah_Bahan_Baku_dan_Informasi_Alergen
P. 48

37


 BAB IV                     g.  sulfit  dan SO2  dengan kandungan paling
                               sedikit 10 mg/kg (sepuluh  miligram  per
 INFORMASI ALERGEN             kilogram) dihitung sebagai SO2  (dapat
                               berupa belerang dioksida, natrium bisulfit,

                               natrium  metabisulfit, kalium sulfit, kalsium
 A.  Pencantuman Informasi Alergen   bisulfit, dan kalium bisulfit) untuk produk siap

                               konsumsi. Jika hasil analisa SO2 kurang dari
 1.  Keterangan tentang alergen wajib dicantumkan   10  mg/kg  maka tidak wajib mencantumkan
 pada label pangan olahan yang  mengandung   informasi alergen.
 alergen atau  pangan olahan yang  diproduksi   3.  Pangan olahan yang mengandung Alergen yang
 menggunakan  sarana produksi yang sama   telah mengalami proses pemurnian lebih lanjut
 dengan pangan olahan yang mengandung   (highly refined food) dikecualikan dari kewajiban
 alergen.                  pencantuman keterangan tentang  Alergen.
                           Pangan  olahan yang telah mengalami proses
 2.  Alergen yang dimaksud dapat berupa bahan atau   pemurnian lebih lanjut meliputi:
 hasil olahan dari bahan berikut:
                           a.  produk serealia antara lain sirup glukosa
 a.  serealia mengandung gluten, yaitu gandum,   (termasuk dekstrosa), maltodekstrin, fruktosa,
 rye, barley, oats, spelt, atau strain hibrida;
                               dan gula alkohol;
 b.  telur;
                           b.  produk perikanan dapat berupa gelatin,
 c.  ikan, krustase (udang, lobster, kepiting),   minyak ikan;
 moluska (tiram,  kerang, bekicot, atau siput   c.  produk kedelai dapat berupa minyak; lemak
 laut);
                               kedelai dan  lesitin; RRR  alpha tocopherol;
 d.  kacang tanah (peanut), kedelai;   alpha tocopherol;  gama tocopherol; alpha
 e.  susu (termasuk laktosa);   tocotrienol;   5,7,8-trimethyltocol;   dan
 f.  kacang pohon (tree nuts) termasuk kacang   campuran tocopherol;
 kenari,  almond, hazelnut,  walnut, kacang   d.  produk kacang tanah berupa minyak kacang
 pecan, kacang  Brazil, kacang  pistachio,   tanah;
 kacang Macadamia atau kacang Queensland;   e.  produk susu  dapat berupa  laktitol, protein
 kacang mede; dan              terhidrolisis ekstensif.
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53