Page 10 - Pedoman-Evaluasi-Mutu-Gizi-dan-Non-Gizi-Pangan
P. 10
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar
karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidupnya baik
dipandang dari segi kuantitas dan kualitasnya. Sementara itu, kemajuan
teknologi, perdagangan internasional, serta perubahan gaya hidup telah
membawa perubahan-perubahan yang cepat dan signifikan pada
industri pangan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan,
bahwa pangan yang aman, bermutu dan bergizi sangat penting
peranannya bagi pertumbuhan, pemeliharaan, dan peningkatan derajat
kesehatan serta peningkatan kecerdasan masyarakat, sehingga
pemerintah berupaya untuk memastikan bahwa pangan yang beredar
adalah pangan yang aman, bermutu, dan bergizi.
Dalam rangka menjamin keamanan, mutu, dan gizi pangan, Badan
POM telah menerbitkan beberapa peraturan yang salah satunya adalah
peraturan terkait pangan olahan untuk keperluan gizi khusus, yaitu
Peraturan Kepala Badan POM No. 1 Tahun 2018 tentang Pengawasan
Pangan Olahan untuk Keperluan Gizi Khusus, yang mempersyaratkan
ketentuan jumlah dan mutu gizi pangan. Pemenuhan gizi pangan bagi
kesehatan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh jumlah zat gizi yang
tersedia dalam pangan, namun mutu gizi juga sangat menentukan
manfaat pangan untuk meningkatkan kualitas derajat kesehatan. Mutu
gizi yang tidak memadai dapat mempengaruhi status gizi dan derajat
kesehatan masyarakat, terlebih produk merupakan pangan untuk
keperluan gizi khusus yang ditujukan untuk target konsumen yang
rentan yang memerlukan produk untuk meningkatkan kualitas hidup
bahkan mempertahankan hidup. Mempertimbangkan hal tersebut,
pemerintah dalam hal ini Badan POM memandang perlu untuk
menyusun panduan penilaian mutu gizi dan non gizi pangan.
1