Page 10 - KMA No 183 Tahun 2019 (KI KD )
P. 10
-7-
karakteristiknya sehingga memiliki pilihan-pilihan terhadap materi,
media, metode pembelajaran dan learning style (gaya belajar) untuk
mencapai kompetensi yang dibutuhkan;
b. Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta
didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya) , yang
diikat dengan hubungan simbiosis mutualisme, saling menyayangi
dan tolong menolong dalam kebaikan untuk menggapai ridha Allah
SWT;
c. Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);
d. Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif
mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran
saintifik);
e. Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim) guna
memperkuat kemampuan kolaboratif peserta didik;
f. Penguatan pembelajaran berbasis multimedia, sebagai basis
penguatan literasi media peserta didik;
g. Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap
memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik;
h. Penguatan pola pembelajaran multidiciplines (ilmu pengetahuan
jamak);
i. Penguatan pola pembelajaran kritis dan solutif;
j. Penguatan pola pengkondisian suasana kebatinan peserta didik yang
memungkinkan peserta didik dapat menerima, merasa dan
menghayati ajaran agama sehingga memunculkan kemauan kuat
untuk merubah diri sesuai ajaran yang diterimanya. Pengkondisian
dilakukan dengan upaya membersihkan diri dari akhlak tercela dan
menanamkan akhak mulia ke dalam jiwa peserta didik; dan
k. Penguatan pola pembelajaran religius dengan menjadikan nilai-nilai
akhlak dan agama Islam yang moderat sebagai inspirasi cara berfikir,
cara bersikap dan bertindak pada proses pembelajaran. Di samping
itu, nilai-nilai agama Islam dijadikan sebagai pengikat pola
hubungan guru-perta didik, sehingga hubungan guru-peserta didik
bukan hubungan transaksional-materialistik. Hubungan guru-peseta
didik adalah hubungan yang diikat mahabbah fillah (kasih sayang
dalam kebersamaan saling membantu) sebagai ibadah untuk secara
bersama (guru-peserta didik) menuju ridha Allah SWT.
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum PAI dan Bahasa Arab
Pengembangan pendidikan madrasah mengacu kepada pilar-pilar
sebagai berikut; 1) pilar keagamaan, yakni nilai-nilai agama Islam harus
menjiwai dan mewarnai praktik pendidikan madrasah; 2) kebangsaan
yaitu praktik pendidikan madrasah tidak boleh lepas dari konteks
kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kerangka memperkuat
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan