Page 98 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 98
Mahasiswa Indonesia Buton) dengan motor RX King selalu turut
mengawal dan mendampingi ke mana pun saat melakukan
pertemuan saat genting dan penting menjelang konfercab. Dalam
perspektif politik ketika itu, momentum yang terjadi adalah
tantangan sekaligus merupakan peluang yang mesti dikelola
dengan baik. Akhirnya, melalui strategi yang jitu akhirnya peserta
konfercab memberikan kesempatan pada Darman untuk menjadi
ketum HMI Cabang Kendari.
Saat menjadi ketum, Darman dibantu oleh Arisandi (sekum),
Bandung L., PA (ketua bidang pembinaan aparat organisasi), Asnawi
(ketua bidang PTKP) Mastri Susilo, Andi Burhanuddin: ( Kekaryaan ) ,
Abbas (Komunikasi Umat), Sarlan Adi Jaya (PPD), Muliadi
(bendahara), Wakil Bendahara: Ilyas, Munawar. Pada jajaran wakil
sekretaris umum: Zainal Abidin, Amrullah Yasin, La Ode Muh. Nasir
Idris, Muh, Ridwan, La Ode Syamsudin, Tasman dan Ketua Kohati Siti
Rakhmah dan sekretaris Siti Munadarma. Namun dalam
perkembangan selanjutnya pada paska rapat sidang pleno terjadi
reshuffle kepengurusan posisi sekretaris berganti ke Muh. Ridwan
(saat tulisan ini dirilis ia sebagai Kepala Inspektorat Kab. Bombana )
dan Arisandi menjadi ketua bidang kekaryaan dan posisi bendahara
umum bergeser dari Muliadi ke Ilyas.
Momentum pasca reformasi bulan Mei tahun 1998 sangat di
warnai dengan suhu politis yang cukup tinggi baik skala nasional
dan daerah . Era multipartai tak bisa terlepas dari banyaknya tarikan
dan gesekan kepentingan antar Alumni dan anggota HMI itu sendiri.
Dan hal tersebut cukup berimbas kepada pertarungan nilai dan
harga diri independensi HMI. Saat itu, Bandung Laonggeng selaku
Ketua PAO dengan tegas dan lantang dalam rapat Presidium HMI
Cabang Kendari menginventarisir adanya pengurus dan anggota
HMI yang telah masuk di Partai Politik tertentu. Hal ini berarti telah
melanggar Independensi HMI yang merupakan watak dan
79