Page 94 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 94
Metode pengambilan keputusan selalu diupayakan melalui
musyawarah mufakat.
Konsekuensinya membutuhkan waktu cukup lama karena
harus mendengarkan pertimbangan dan argumentasi peserta rapat.
Ketum kesulitan mengambil keputusan karena antara yang pro dan
kontra dalam rapat masing-masing mempunyai argumentasi yang
rasional dan tidak bisa diabaikan sampai menemukan titik temunya
masing-masing. Beberapa staf presidium yang selalu kontra
pandangannya dalam rapat-rapat presidium antara lain Agung
Wiyono, Darman Beddu dan Bandung L.
Menghadapi argumentasi, logika dan rasionalisasi ketiga
orang ini dalam rapat bukan pekerjaan mudah. Alasan-alasan yang
dikemukakan dalam rapat semuanya masuk akal dan rasional,
sehingga untuk mengkanter pendapat dari trio ini membutuhkan
analisis berdasarkan data-data yang valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Silang pendapat yang begitu tajam
bahkan sering kali menimbulkan ketegangan dalam rapat sungguh
memberikan pembelajaran berharga untuk membangun
kedewasaan sebagai kader HMI.
Kepemimpinan Dirwan juga memberi warna tersendiri pada
Musda Badko Sulawesi pertama yang dilaksanakan di Palu Sulawesi
Tengah. Peserta Musda dari HMI Cabang Kendari terdiri dari unsur
Pengurus Cabang dan KOHATI Cabang. Pengurus Cabang yang
menghadiri Musda Badko tersebut adalah Ketum Dirwan, Mastri
Susilo, Zulfakar, Darman Beddu, Nasrudin, Haidir Amin, Esnawi dan
Aliwar Sahabudin, sedangkan Pengurus KOHATI yang hadir adalah
Ketum Ajma Kartikawati dan Wa Ode Sarpan.
Dari sejumlah peserta utusan HMI Cabang se-Sulawesi yang
hadir dalam Musda tersebut, utusan HMI Cabang Kendari mampu
menempatkan 2 dari 3 orang pimpinan sidang Musda berasal dari
utusan HMI Cabang Kendari yaitu Esnawi dan Aliwar Sahabudin.
75