Page 13 - Stikerisasi dan Penyerahan Sertifikat Bagi Usaha Jamu Gendong di Yogyakarta
P. 13
penting. Selain dipandang sebagai produk herbal, jamu gendong adalah bagian dari
kearifan lokal budaya.
“Kalau bicara jamu gendong tak cukup hanya bicara herbal. Ada nilai budaya sebagai
wujud warisan kearifan lokal. Lalu adapula sosial yang terwujud dalam kemandirian
kaum perempuan. Terakhir adalah nilai ekonomi,” katanya.
Para penjual jamu gendong, lanjutnya, juga harus beradaptasi. Seperti adanya
pandemi Covid-19 dapat menjadi catatan penting. Proses transaksi sangatlah
berbeda. Berupa upaya minimalisir kontak fisik. Adapula proses pengemasan dan
pembuatan yang higienis.
Penny meyakini para penjual jamu gendong mampu beradaptasi. Apalagi saat ini
kemajuan teknologi bukan lagi hal yang asing. Wujudnya dengan mengemas sistem
penjualan yang lebih modern. Memanfaatkan beragam aplikasi untuk menawarkan
produk secara online.
“Penyajian lebih baik membuat orang lebih percaya. BPOM akan terus mendampingi.
Berdasarkan catatan kami, 90 persen pelaku usaha jamu adalah UMKM, sisanya 10
persen baru industri besar,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi meyakini penjual jamu tak akan tergerus
jaman. Menurutnya saat ini sudah banyak penjual jamu kekinian. Tetap
mempertahankan racikan tradisional namun mengusung sistem manajemen modern.
Baginya pemanfaatan teknologi adalah jawaban. Terlebih dalam kondisi pandemi
Covid-19. Keuntungan dari jaringan ini adalah pangsa pasar yang luas. Mampu
menjangkau lintas wilayah. Hanya syarat utama mampu menjaga kualitas dari produk
jamu.
“Packaging harus bagus lalu racikan juga tetap dipertahankan. Sasar pangsa pasar
jamu tradisional dengan transaksi online. Langkah ini juga bukti bahwa jamu bukanlah
minuman kuno. Ini adalah kekayaan budaya yang dikemas dalam minuman herbal
tradisional,” katanya. (dwi/ila)
11