Page 23 - MaPOM Vol.5/No.1/2023
P. 23

Ruang Belajar





 Pengawasan Pemasukan Obat dan   Scheme (SAS) ke dalam wilayah   bertahap melakukan alih teknologi
 Makanan ke Dalam Wilayah Indonesia.   Indonesia.  agar dapat memproduksi obat impor
 Regulasi tersebut dikeluarkan   yang dibutuhkan, tetapi saat ini tidak
 sebagai pembaharuan dari aturan   Dampak Bagi Industri Farmasi dan   dapat diproduksi di dalam negeri.
 yang telah ada di tahun 2017, dengan   Makanan   Saat ini, secara bertahap
 penyesuaian terhadap isu-isu obat   Untuk dapat melakukan pengadaan   kemandirian industri obat dan   lustrator  :  Armacata
 dan makanan yang bermunculan di   produk obat dan makanan di dalam   makanan sudah mulai memperlihatkan   Editor   :  Hendriq Fauzan Kusfanto
 tahun 2022. Salah satunya yang masih   negeri secara mandiri, tentu harus   hasil. Senin (30/01/2023), BPOM
 hangat dalam ingatan adalah kasus   didukung dengan kemampuan dalam   secara simbolis menyerahkan izin edar
 Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal   memastikan produk yang dihasilkan   untuk produk antibodi monoklonal
 Pada Anak (GGAPA) yang mencuat   agar benar-benar dapat memenuhi   pertama buatan industri farmasi
 pada trimester akhir tahun 2022.   ekspektasi dan kebutuhan masyarakat   dalam negeri, yaitu Rituxikal. Produk
 Timbulnya GGAPA disebut disebabkan   Indonesia. BPOM bersama dengan   tersebut diproduksi melalui proses
 dari penggunaan bahan tambahan   industri obat dan makanan masih   transfer teknologi yang dilakukan oleh
 propilen glikol pada produk sirop obat   memiliki sejumlah “Pekerjaan Rumah”   PT Kalbio Global Medika. Selain obat,
 yang tercemar kandungan etilen glikol   untuk bersama-sama menjawab   beberapa jenis bahan baku obat kimia
 dan dietilen glikol, sebagai akibat   tantangan ini.  dan bahan baku obat produk biologi
 terjadinya kelangkaan (shortage) dan   Dari sisi pemerintah, BPOM   juga sudah diproduksi oleh industri
 kenaikan harga propilen glikol di tahun   telah menegaskan komitmennya   farmasi dalam negeri.
 2021 yang memicu risiko adanya upaya   dalam mendukung dan memfasilitasi   Lalu pada Selasa (07/03/2023),
 pemalsuan dan beredarnya bahan baku   pengembangan teknologi dan   BPOM ikut menghadiri Peresmian
 obat yang tidak bermutu.   inovasi, khususnya di bidang obat-  Café Jamu Acaraki GAMA sebagai
 obatan dan makanan. BPOM pun   kafe jamu yang berlokasi di lingkungan
 Substansi pada Peraturan   terus memperbaiki kinerja dengan   perguruan tinggi. Kehadiran Café Jamu
 BPOM Nomor 27 Tahun 2022 juga   menyederhanakan regulasi-  ini menjadi bentuk kolaborasi antara
 menyesuaikan kebutuhan hukum   regulasi agar dapat mengantisipasi   perguruan tinggi dengan industri,
 saat ini disertai dengan perubahan   perkembangan dan pertumbuhan   dalam hal ini PT Acaraki Nusantara
 pengaturan pemasukan obat dan   suatu inovasi. Selain itu, BPOM   Persada, dalam melestarikan budaya
 makanan, serta mengakomodir   juga mendorong peran dari unsur   minum jamu di kalangan masyarakat.
 kebutuhan importasi oleh instansi   akademisi, bisnis, komunitas,   Sekaligus sebagai wujud pemanfaatan
 pemerintah. Termasuk harmonisasi   pemerintah, dan media dalam   dan pengembangan bahan alam
 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5   konsep kerja sama Penta-Helix   sebagai warisan kekayaan alam
 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan   untuk mengoptimalkan tercapainya   nusantara.
 Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.  tujuan kemandirian industri obat dan   Tidak ketinggalan untuk
 “Regulasi dan standar harus   makanan dalam negeri.  industri makanan. BPOM juga ikut
 senantiasa dimutakhirkan, sehingga   Tuntutan yang diemban dari sisi   menyaksikan pabrik bahan baku susu
 mampu menjawab tantangan   pelaku usaha juga tidak kalah berat   formula yang digerakkan oleh PT Kian
 pengawasan peredaran obat dan   untuk dapat bersaing dan merebut   Mulia Manunggal (Tempo Scan Group)
 makanan, serta sejalan dengan   tempat di hati para konsumen dalam   pada Selasa (21/03/2023). Pabrik ini
 perkembangan ilmu pengetahuan   negeri, termasuk untuk dapat bersaing   menargetkan dapat memproduksi
 dan teknologi,” terang Plt. Deputi   di kancah perdagangan global.   15 ribu ton bahan baku susu formula
 Bidang Pengawasan Obat, Narkotika,   Industri farmasi dan makanan perlu   per tahun untuk dapat menyediakan
 Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif,   memastikan proses produksinya   kebutuhan gizi anak Indonesia dan
 Togi Junice Hutadjulu saat mengawal   dapat menjamin bahwa produk yang   menekan angka stunting.
 kegiatan sosialisasi kedua peraturan   dihasilkan telah memenuhi standar   Sejauh ini, dari total produk obat
 tersebut.  keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu.  dan makanan yang teregistrasi di
 Selain dua peraturan di atas, BPOM   Khususnya untuk produk obat,   BPOM, belum semuanya mampu
 juga menyosialisasikan Peraturan   saat ini tidak serta merta impor produk   memenuhi Tingkat Komponen Dalam
 BPOM Nomor 30 Tahun 2022 tentang   obat ditiadakan. Merujuk Peraturan   Negeri (TKDN) yang ditetapkan
 Pemasukan Obat dan Bahan Obat   Kepala BPOM RI Nomor 24 tahun   pemerintah. Diharapkan ke depannya,
 Melalui Mekanisme Jalur Khusus   2017 tentang Kriteria dan Tatalaksana   industri obat dan makanan dalam
 (Special Access Scheme). Regulasi   Registrasi Obat, ketentuan untuk   negeri dapat terus mengembangkan
 ini memperbarui kriteria, persyaratan,   registrasi obat impor diutamakan,   kemampuannya untuk menghasilkan
 tata cara permohonan, tanggung   antara lain untuk obat program   produk obat dan makanan yang
 jawab pemohon, pengawasan, dan   kesehatan nasional. Dan peraturan ini   memenuhi standar dan TKDN,
 sanksi yang berkaitan dengan kegiatan   juga memberikan tantangan tersendiri   untuk pada akhirnya mewujudkan
 pemasukan obat dan bahan obat   yang memerlukan kebulatan komitmen   kemandirian dan resiliensi obat dan
 melalui mekanisme Special Access   dari pelaku usaha, yaitu untuk secara   makanan di Indonesia.n

   20                                                                                                            21

 Vol. 5/No. 1/2023                                                                       Vol. 5/No. 1/2023
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28