Page 10 - ABO KELAS 12
P. 10
R R R O R
COOH- CH - NH2+ COOH – CH – NH2 COOH - CH – NH - C – CH – NH2 + H2O
Asam amino asam amino Ik.peptida
Asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida.
Dari 20 asam amino, hanya 12 diantaranya dapat disintesis dalam tubuh sedangkan 8
asam amino lainnya yaitu isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, dan valin tidak
dapat disintesis oleh manusia dewasa sehingga harus diperoleh dari asupan makanan.
Jumlah asam amino essensial yang terdapat dalam protein dan ketersediaannya menentukan
kualitas gizi protein.
Asam amino yang saling berhubungan tersebut akan membentuk struktur primer
protein. Susunan asam amino akan menentukan struktur sekunder dan tersier protein.
Keragaman asam amino pembentuknya menyebabkan setiap protein mempnyai sifat kimia
yang khas.
Analisa Protein
Secara rutin, analisa protein dalam bahan makanan yang terutama adalah untuk tujuan
menera jumlah kandungan protein dalam bahan makanan. Peneraan jumlah protein dalam
bahan makanan umumnya dilakukan berdasarkan peneraan empiris (tidak langsung), yaitu
melalui penentuan kandungan N yang ada dalam bahan. Penentuan dengan cara langsung
atau absolut, misalnya dengan pemisahan, pemurnian atau penimbangan protein, akan
memberikan hasil yang lebih tepat tetapi juga sangat sukar, membutuhkan waktu lama,
kterampilan tinggi dan mahal.
Peneraan jumlah protein secara empiris yang umum dilakukan adalah dengan
menentukan jumlah nitrogen (N) yang dikandung oleh suatu bahan. Cara penentuan ini
dikembangkan oleh Kjeldahl, seorang ahli ilmu kimia Denmark pada tahun 1883. Dalam
penentuan protein, seharusnya hanya nitrogen yang berasal dari protein saja yang ditentukan.
Akan tetapi secara teknis hal ini sulit sekali dilakukan dan mengingat jumlah kandunngan
senlyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan jumlah N
total ini tetap dilakukan untuk mewakili jumlah protein yang ada. Kadar protein yang ditentukan
berdasarkan cara Kjeidahl ini dengan demikian sering disebut kadar protein kasar (crude
protein).
Dasar perhitungan penentuan protein menurut Kjeldahl ini adalah hasil penelitian dan
pengamatan yang menyatakan bahwa umumnya protein alamiah mengandung unsur N rata-
rata 16% (dalam protein murni). Untuk senyawa-senyawa protein tertentu yang telah diketahui
kadar N –nya, maka angka yang lebih tepat dapat dipakai.
10