Page 11 - ABO KELAS 12
P. 11

Apabila jumlah unsur N dalam bahan telah diketahui (dengan berbagai cara) maka jumlah
                  protein dapat diperhitungkan dengan :
                                                      Jumlah N  x  100/16   atau

                                                      Jumlah N  x  6,25
                  Untuk  campuran  senyawa-senyawa  protein  atau  yang  belum  diketahui  komposisi  unsur
                  penyusunnya secara pasti, maka faktor perkalian 6,25  inilah yang dipakai. Sedangkan untuk

                  protein tertentu yang telah diketahui komposisinya dengan lebih tepat maka faktor perkalian
                  yang lebih tepatlah yang dipakai. Misalnya faktor perkalian yang telah diketahui adalah :

                  5,70 untuk protein gandum
                  6,38 untuk protein susu
                  5,55 untuk gelatin ( kolagen yang terlarut).

                         Penentuan protein berdasarkan jumlah N menunjukkan protein kasar karena selain
                  protein juga terikut senyawa N bukan protein misalnya urea, asam nukleat, ammonia, nitrat,

                  nitrit, asam amino, amida, purin, dan pirimidin. Penentuan cara ini yang paling terkenal adalah
                  cara  Kjeldahl  yang  dalam  perkembangannya  terjadi  berbagai  modifikasi  misalnya  oleh
                  Gunning dan sebagainya. Analisa protein cara Kjeidahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi

                  tiga tahapan yaitu proses destruksi, proses distilasi dan tahap titrasi.
                  Tahap destruksi
                         Pada  tahapan  ini  contoh  dipanaskan  dalam  asam  sulfat  pekat  sehingga  terjadi

                  destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2,
                  dan H2O. Sedangkan Nitrogennya (N) akan berubah menjadi  (NH4)2SO4. Asam sulfat yang
                  dipergunakan untuk destruksi diperhitungkan adanya bahan protein, lemak dan karbohidrat.

                  Untuk mendestruksi 1 gram protein diperlukan 9 gram asam sulfat, untuk 1 gram lemak perlu
                  17,8  gram,  sedangkan  1  gram  karbohidrat  perlu  asam  sulfat  yang  paling  banyak  dan

                  memerlukan waktu destruksi cukup lama, maka sebaiknya lemak dihilangkan lebih dahulu
                  sebelum  destruksi  dilakukan.  Asam  sullfat  yang  digunakan  minimum  10  mL  (18,4  gram).
                  Contoh yang dianalisa sebanyak 0,4 – 3,5 gram atau mengandung nitrogen sebanyak 0,02 –

                  0,04 gram. Untuk cara mikro Kjeidahl bahan tersebut lebih sedikit lagi, yaitu             10 – 30
                  mg.

                         Untuk  mempercepat  proses  destruksi  sering  ditambahkan  katalisator  berupa
                  campuran  Na2SO4  dan  HgO  (20:1).  Gunning  menganjurkan  mengguanakan  K2SO4  atau
                  CuSO4.  Dengan  penambahan  katalisator  tersebut  titik  didih  asam  sulfat  akan  dipertinggi
                  sehingga destruksi berjalan lebih cepat . Tiap 1 gram K2SO4 dapat menaikkan titik didih 3 C.
                                                                                                          o
                                                          o
                  Suhu destruksi berkisar antara 370 – 410 C.
                         Protein yang kaya asam amino histidin dan triptophan umumnya memerlukan waktu

                  yang lama dan sukar dalam destruksinya. Untuk bahan seperti ini memerlukan katalisator yang


                                                                                                           11
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16