Page 11 - Pola Sugesti Erickson
P. 11
Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi
Ia punya banyak cara, ia memiliki banyak akal, dan ia seorang komandan yang bisa
dipercaya dalam pertempuran melawan simptom apa pun. Dari cerita di atas setidaknya
kita bisa mulai mengenali karakteristik sugesti tak langsung Milton Erickson. Ia
memusatkan perhatian orang lain dengan cara yang sangat enteng. Ia tidak memberikan
instruksi atau memerintahkan orang untuk melakukan sesuatu mengikuti apa yang ia
sampaikan. Ia hanya membicarakan sesuatu dan orang lain akan mengikutinya secara
mental. “Untuk membuat orang lain membicarakan ibunya, kau hanya perlu
membicarakan ibumu atau ibu secara umum,” katanya. Maka, untuk menyampaikan
kepada orang lain bahwa belajar adalah sesuatu yang sangat menghibur, ia hanya perlu
membicarakan aspek yang sangat menggembirakan dari proses belajar.
Juga dengan cara itu, ia secara sangat halus membuat orang lain mempersiapkan
dirinya untuk memasuki proses pembelajaran. Dengan memperkenalkan bahwa belajar
adalah hiburan yang paling menyenangkan, ia menyingkirkan kecemasan yang biasa
menyertai seseorang ketika ia mempelajari hal baru.
Dan apalagi implikasi dari cerita di atas bagi pendengarnya? Banyak. Di awal sekali
ia sudah menawarkan reframing terhadap cara pandang umum: polio yang memberinya
kelumpuhan total ia sikapi sebagai sebuah keuntungan sangat besar. Anda bisa membuat
kesimpulan simpel bahwa ia orang yang berpikir positif, tetapi saya kira tidak hanya itu.
Ia orang yang selalu gembira. Dan di dalam dirinya ada dorongan sangat besar untuk
menularkan kegembiraan itu kepada siapa pun. “Aku selalu berharap bahwa orang-orang
yang kukenal, teman-teman dekat, dan siapa saja, selalu bisa mempertahankan pikiran-
pikiran besar mereka,” katanya. “Aku bahagia pada orang-orang yang berhasil
mempertahankan dan menjalani hidup dengan pikiran-pikiran besar.”
Nanti, setelah anda membaca pola-pola sugesti Milton Erickson, anda bisa kembali
lagi ke cerita Belajar Berdiri dan memeriksa betapa banyak sugesti di dalamnya, betapa
piawai ia memusatkan perhatian orang, membawa orang surut ke masa lalunya (regresi),
dan mengaktifkan gambaran mental yang membangkitkan kesan inderawi kepada
pendengarnya. Sidney Rosen, penyunting buku My Voice will Go with You memberikan
komentarnya terhadap cerita tersebut, “Ketika cerita itu digunakan sebagai induksi
11