Page 9 - Pola Sugesti Erickson
P. 9
Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi
mataku. Aku terkungkung di rumah pedesaan dengan tujuh saudara perempuan,
seorang saudara laki-laki, dua orangtuaku, dan seorang suster perawat.
Bagaimana aku bisa menyenangkan diriku sendiri dengan keadaan ini? Aku mulai
mengamati orang-orang dan lingkunganku. Aku segera menyadari bahwa saudara-
saudara perempuanku bisa mengatakan “tidak” ketika mereka bermaksud bilang
“ya”. Dan, sebaliknya, mereka bisa bilang “ya” ketika ingin bilang “tidak”. Mereka
bisa menyodorkan kepada saudara perempuan yang lain sebutir apel dan menariknya
kembali. Dan aku mulai belajar bahasa nonverbal dan bahasa tubuh.
Aku mempunyai adik bayi perempuan yang waktu itu mulai belajar merangkak.
Aku pun akan belajar berdiri dan berjalan. Dan bisa kaubayangkan betapa besar
minatku untuk mengamati adik bayiku saat ia belajar merangkak dan kemudian
belajar berdiri. Dan kita tidak pernah tahu bagaimana kita sudah mempelajari cara
berdiri. Kita bahkan tidak pernah tahu bagaimana kita bisa berjalan. Kau bisa
berpikir bahwa kau mampu berjalan lurus sejauh enam ubin—tanpa hambatan
tertentu. Kau tidak tahu bahwa waktu itu kau tidak bisa berjalan sejauh enam ubin
dengan langkah mantap!
Kau tidak tahu apa yang kaulakukan ketika kau berjalan. Kau tidak tahu
bagaimana kau belajar berdiri. Kau belajar dengan menjulurkan tanganmu ke atas
dan menarik tubuhmu ke atas. Itu meletakkan tekanan pada kedua tanganmu—dan,
tanpa sengaja, kau mendapati bahwa kau bisa meletakkan beban tubuhmu di kaki-mu.
Itu betul-betul hal yang sangat rumit karena lututmu akan goyah—dan ketika lututmu
kuat, pahamu yang akan goyah. Kemudian kau mendapati kakimu menyilang. Dan
kau tidak bisa berdiri karena kedua lutut dan pahamu akan goyah. Kedua kakimu
menyilang—dan kau segera belajar untuk mencari pegangan—dan kau menarik
tubuhmu ke atas. Pasa saat itu kau memiliki tugas untuk belajar bagaimana
mempertahankan lututmu tetap kokoh—satu demi satu—dan segera setelah
mempelajari itu, kau harus mempelajari bagaimana memberi perhatian agar paha
tetap lurus. Kemudian kau menyadari bahwa kau harus belajar untuk memberi
perhatian demi menjaga pahamu tetap lurus dan lutut kokoh pada saat yang sama dan
kaki merenggang. Sekarang akhirnya kau bisa berdiri dengan kaki merenggang,
dengan tangan tetap bertumpu.
Lalu datang pelajaran tiga tahap. Kau menyalurkan berat tubuhmu pada satu
tangan dan kedua kakimu, tangan ini tidak cukup kuat untuk menopang tubuhmu
[Erickson mengangkat tangan kirinya]. Benar-benar pekerjaan berat—membuatmu
belajar berdiri tegak, pahamu lurus tegak, lututmu tegak, kaki merenggang, tangan
yang ini [tangan kanan] menekan ke bawah kuat-kuat. Kemudian kau menemukan
bagaimana mengatur keseimbangan tubuh. Kau mengatur keseimbangan tubuhmu
dengan memutar kepala, memutar tubuhmu. Kau harus belajar untuk
mengkoordinasikan semua pengaturan keseimbangan tubuh ketika kau
menggerakkan tanganmu, kepalamu, bahumu, tubuhmu—dan kemudian kau harus
9