Page 15 - Pola Sugesti Erickson
P. 15
Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi
masanya, seorang pioner yang memperkenalkan sugesti tak langsung (indirect
suggestion) dalam hipnosis dan menerapkan pendekatan utilisasi (Utilization Technique)
dengan hasil yang menakjubkan. Milton selalu menakjubkan. Ia dengan lihai
memanfaatkan simptom seseorang untuk tujuan mengusir simptom itu.
Pikiran saya seketika melayang ke buku-buku silat yang saya baca dengan penuh
gairah di waktu-waktu lalu. Saya menyusun gambaran saya sendiri tentang Erickson yang
bercampur baur dengan dunia persilatan di kepala saya. Dalam dunia persilatan, saya
bayangkan Erickson adalah seorang pendekar yang cakap memanfaatkan jurus lawan
untuk melumpuhkan setiap lawannya. Atau ia orang yang bisa bisa memanfaatkan tenaga
lawan untuk memukul balik dan mengalahkan orang tersebut.
Beberapa artikel awal yang saya baca itu membuat saya “terhipnotis” oleh nama
Milton Erickson. Nama itu seperti mengikuti saya ke mana-mana. Dan gambaran
tentangnya kian bertambah semau pikiran saya membayangkannya. Ketika saya sedang
menonton siaran langsung sepakbola, Milton Erickson mendapatkan gambaran barunya
di benak saya. Pada saat itu, bagi saya ia tak ubahnya Pele atau Maradona. Anda tahu,
kedua pemain bola itu selalu menakjubkan di lapangan; mereka tangkas, banyak akal,
selalu punya cara indah untuk berkelit dari hadangan lawan, dan menyarangkan gol.
Milton Erickson juga demikian. Ia selalu punya cara indah untuk menundukkan simptom
para pasiennya, dan menyarangkan gol indah sebagai hasil akhir setiap penanganannya.
Ia memukau dengan teknik-teknik yang ia kembangkan dalam praktek-praktek di ruang
percobaan, dalam eksperimen lapangan, dan di ruang terapi.
Maka, seperti orang kelaparan, saya membaca rakus tulisan-tulisannya yang bisa
saya dapatkan (konon ia menulis lebih dari 300 makalah sepanjang kariernya) dan
membaca buku-buku yang ditulis orang tentang dirinya dan dari sana saya berupaya
memahami pendekatan yang ia gunakan dalam menjalankan terapi. Semakin banyak saya
membaca, semakin terpukau saya, dan mungkin semakin menjengkelkan saya di mata
istri saya. Bahkan tampaknya saya trance oleh ketakjuban saya pada Erickson, sehingga
nyaris sepanjang hari—dalam periode tergila-gila ini—saya hanya membaca, membaca,
dan menjadi suami dan ayah yang malas diajak ke mana-mana. Beberapa waktu
15