Page 19 - Pola Sugesti Erickson
P. 19
Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi
Ketika membaca buku-buku Erickson dan beberapa buku hipnosis lain, saya
membaca semua materi itu dalam bahasa Inggris. Saya coba memahami pola-pola sugesti
tak langsung Erickson dan kemudian memindahkan bentuk-bentuk sugestinya itu ke
dalam bahasa Indonesia. Berikutnya saya berlatih membuat skrip saya sendiri, dengan
subjek imajiner, menciptakan sejumlah metafora versi saya sendiri, dan saya
membuatnya dalam bahasa Indonesia. Sekarang, saya menghadapi subjek berbahasa
Jawa. Maksud saya, dalam keadaan kami sama-sama sadar, akan terasa kikuk dan wagu
jika kami berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
Jadi, akan saya sampaikan dalam bahasa apa sugesti-sugesti saya kepadanya? Saya
tak terbiasa berbahasa Indonesia dengan teman saya ini. Tetapi kalau harus mensugesti
dalam bahasa Jawa, saya bayangkan bisa mumet saya. Seketika ada keruwetan dalam
pikiran saya menghadapi teman dekat yang sudah menyediakan diri ini. Persoalan
lainnya, apakah teman saya akan menganggap saya serius bisa menghipnotis? Atau
proses yang kami lakukan akan ia anggap sebagai guyon belaka dan ia akan tertawa
terbahak-bahak ketika saya mencoba membuatnya tidur?
Sepanjang berlangsungnya keruwetan di kepala saya, saya meminta teman saya
duduk nyaman di kursinya, kaki lurus menapak lantai, tidak disilangkan, dan menaruh
kedua telapak tangannya di atas paha. “Jangan biarkan tanganmu saling bersentuhan,”
kata saya. Dan dalam bahasa Jawa saya meminta matanya melihat ke gagang pintu yang
ada di hadapannya. Ia menuruti semua yang saya minta.
Ketika itu sebuah ilham seperti datang tiba-tiba. Saya pikir saya akan berterus-terang
menyampaikan keruwetan saya kepadanya. Masih dalam bahasa Jawa, saya bilang, “Oke,
biasanya kita ngobrol dalam bahasa Jawa, dan jika kita ngobrol dalam bahasa
Indonesia, percakapan kita pasti akan terdengar seperti ketoprak humor. Begitu, kan?”
Ia tertawa.
Lanjut saya, “Tapi, sekarang, saya sesekali mungkin akan menggunakan bahasa
Jawa, sesekali bahasa Indonesia, dan itu baik-baik saja ... Yang terpenting di sini, kau
bisa memahami apa yang kusampaikan selagi kau duduk nyaman di kursimu ...
menikmati ketenteraman kursi itu ... dan matamu tetap pada gagang pintu. Dan itu
19