Page 20 - Pola Sugesti Erickson
P. 20
Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi
membuat kepalamu diam tenang ... dan itu membuat kupingmu tidak bergerak-gerak dan
tetap diam di tempatnya.”
Setelah berterus terang seperti ini saya merasa lebih rileks, merasa enak
berkomunikasi dengannya tanpa kikuk apakah saya harus berbahasa Jawa atau berbahasa
Indonesia. Faktanya, saya menggunakan bahasa gado-gado. Teman saya tampak semakin
tenang dan tidak mempermasalahkan kalimat-kalimat saya yang pasti terdengar aneh jika
saya gunakan dalam percakapan biasa. Sesungguhnya, dalam hipnosis, anda punya
keuntungan untuk berkomunikasi dalam kalimat-kalimat semacam itu, yang akan terasa
ganjil dalam ukuran percakapan sehari-hari.
“Sekarang, penting bagimu menjaga kupingmu tetap diam di tempatnya... sebab itu
kuping yang kuajak bicara ... dan itu kuping yang bisa mendengar semua suara ... Dan,
kau juga tahu, kupingmu bisa pula mengabaikan suara apa saja dan memilih hanya
mendengarkan suaraku....”
Saya merasa perlu menyampaikan pesan tersirat ini, yaitu “abaikan suara-suara lain
dan dengarkan suaraku saja.” Ini saya perlukan sebab kami melakukan percobaan ini di
teras rumah. Tiap saat terdengar suara motor melintas, suara kucing, suara mobil, dan
suara apa saja yang bisa memecah konsentrasinya. Maka saya perlu memusatkan
perhatiannya untuk hanya mendengarkan suara saya. Erickson melakukan hal ini, dan
saya menirukan apa saja yang bisa saya ingat.
“Sekarang, kau bahkan bisa mengabaikan suaraku jika kau mau ... dan kau tidak
mendengar apa pun ... sebab bawah sadarmu siap melakukan tugasnya ... dan ia dekat
sekali denganku ... ia dalam jangkauan suaraku ... karena itu ia selalu bisa mendengar
suaraku .... Dan suaraku akan selalu mengikutimu ... ia menjadi suara ayahmu, ibumu,
suara teman-temanmu, gurumu, tetanggamu ... dan menjadi suara angin, suara hujan ...
suara-suara yang kaukenal di masa kecil ... ketika kau suatu hari merasakan sesuatu
yang membahagiakan di dunia masa kecilmu. Apakah itu ketika kau berada di ruang
kelas?”
Sekali lagi, saya hanya menirukan Milton Erickson. Ia sering mengatakan kepada
subjeknya, dengan cara yang penuh simpati: “And my voice goes everywhere with you …
20