Page 128 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 128
koalisi besar yang terdiri dari PNI, Masyumi dan Nahdatul Ulama. Tetapi karena
mudahnya koalisi kabinet pecah, maka umur kabinet juga tidak terlalu lama,
antar 6 bulan sampai yang paling lama 2 tahun. 5
Magenda (2005) menjelaskan kelemahan lainnya yakni ketika Presiden
Soekarno yang sudah tidak sabar kepada kabinet-kabinet yang tidak fokus lagi
pada pembangunan nasional, Presiden Soekarno menunjuk dirinya sebagai
formatur dan membentuk kabinet karya yang dipimpin Ir. Djuanda. Situasi
politik yang bisa dikatakan kacau saat itu terjadi, hampir di setiap daerah timbul
pemberontakan akibat ketidakpuasan kepada pemerintahan pusat. Konflik
kekuasaan antara partai-partai politik di parlemen yang saling menjatuhkan satu
sama lain.
2 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat
Masa Demokrasi Liberal
Pada masa demokrasi liberal di
Indonesia, masyarakat diberi hak-hak khusus
yang telah dikelompokkan kedalam beberapa reminder
golongan yaitu: golongan buruh, perempuan, Pada masa demokrasi
liberal ini, masyarakat diberi
anak-anak, dan kaum minoritas. Untuk perlindungan khusus yang
golongan buruh, mereka diberi hak asasi telah digolongkan kedalam
sebagai warga negara dan mempunyai hak beberapa golongan yaitu:
golongan buruh, perempuan,
dasar buruh seperti hak mogok dan hak untuk anak-anak, dan kaum
memperoleh jaminan sosial. Hak-hak buruh minoritas.
lain diantaranya hak untuk membentuk dan
menjadi anggota serikat kerja, hak untuk berkumpul dan berbicara dengan
bebas serta untuk memilih para pemimpin mereka sendiri. Untuk golongan
perempuan, seperti yang dikemukakan oleh Mangunpuspito (Masyumi) bahwa
kriteria untuk mengukur tinggi atau rendahnya nilai suatu negara tidak hanya
didasarkan pada kondisi politiknya, yaitu merdeka atau tidak, kaya atau miskin,
5 Burhan Magenda, Makalah hubungan eksekutif dan legislatif yang kondusif untuk stabilitas politik
dan pembangunan nasional, (kuliah dan ceramah umum pada kursus singkat angkatan XIII LEMHANAS di
Jakarta, 2005)
Sejarah Nasional Indonesia VI 124