Page 133 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 133

ruang kebudayaan “Genta” dalam majalah Merdeka, dan lain-lain. Mengenai
            masalah  daerah dalam sastra Indonesia  dapat dikemukakan bahwa karena
            sifatnya, bahasa Indonesia mempunyai kemungkinan-kemungkinan yang lebih
            luas  daripada bahasa  daerah, termasuk  bahasa  Melayu. Bahasa Indonesia

            mempunyai lingkungan masyarakat tertentu yang penggunaannya terbatas
            pada  lingkungan-lingkungan  resmi  seperti  dalam  pertemuan-pertemuan
            resmi, sedangkan bahasa daerah terbatas pada lingkungan keluarga, dan lain-

            lain.  Perkembangan selanjutnya, Lembaga Bahasa yang bertempat di kampus
                14
            Universitas Indonesia membentuk suatu panitia yang bertugas menerjemahkan
            buku-buku barat ke dalam Bahasa Indonesia, menerbitkan secara berkala artikel-
            artikel analitis tentang tata bahasa dan penggunaannya, dan menyusun kamus
            standar.  15

                  Kesusastraan  Indonesia  tahun  1950-an  ditandai  dengan  munculnya
            tema-tema  sekitar  kegetiran  yang  terjadi  pada  Zaman  Revolusi  dan  Perang
            Kemerdekaan.  Dalam  dasawarsa  1950-an  sastrawan  Indonesia  leluasa

            memanfaatkan kemerdekaan kreatifnya untuk mengangkat berbagai masalah
            yang menimpa bangsanya. Jika dihubungkan dengan peran sosial  sastrawan,
            pada dasawarsa itu sastrawan Indonesia telah memainkan peran sosialnya dalam
            menumbuhkan nilai-nilai  kepahlawanan  dan  semangat kebangsaan melalui
            karya-karya yang telah mereka hasilkan. Dengan beredarnya karya sastra yang

            diterbitkan saat itu, tentu saja faktor utamanya karena pemerintah tidak lagi
            melaksanakan pembatasan.   16
                  Secara  umum,  kehidupan  kesusastraan  Indonesia  tahun  1950-an

            memperlihatkan  suatu  dinamika  yang  positif  dibandingkan  pada  masa
            sebelumnya. Pada masa itulah, kehidupan kesusastraan Indonesia berada pada
            situasi yang paling semarak. Situasi itu kemudian seperti memasuki titik balik
            ketika  pada  awal  tahun  1960-an  politik  ditempatkan  dalam  berbagai  aspek
            kehidupan termasuk dalam bidang sastra.  17








            14   Ibid , h.396
            15   Basyaib. Op.Cit. h.429
            16   Poesponegoro & Notosussanto, 2011. Op.Cit. hh.396-398
            17   Ibid, h.406

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            129
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138