Page 135 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 135

19 Mei 1950, untuk membentuk negara kesatuan dalam waktu yang sesingkat-
            singkatnya. Pada tanggal 17 Agustus 1950 secara resmi Indonesia kembali kepada
            negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem pemerintahan demokrasi
            parlementer.  21














                                                   Gambar  4.2  Suasana  Sidang  Panitia  Bersama
                                                   yang dibentuk oleh RIS dan Republik Indonesia
                                                   untuk melaksanakan Piagam Persetujuan pada
                                                   tanggal 19 Mei 1950. Sumber: Buku 30 Tahun
                                                   Indonesia Merdeka.
                  Tahun  1950-1959  merupakan  periode  ketiga  dilaksanakannya  sistem
            demokrasi liberal di Indonesia dengan Undang-undang Dasar Sementara 1950
            sebagai  landasan  konstitusi.  Periode  ini  dapat  dikatakan  keadaan  yang  tidak

            menentu baik dari segi politik, ekonomi, dan masalah yang berkaitan dengan
            keamanan. Setelah Indonesia mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda,
            periode ini ditandai situasi politik, ekonomi, sosial budaya benar-benar tidak
            menentu. Korupsi merajalela, kesatuan wilayah terancam bubar, keadilan sosial

            belum tercapai. 22


            a.     Pembentukan, Pergantian Kabinet dan Instabilitas Politik
                  Ada  beberapa  peristiwa  politik  yang  terjadi  sebelum  tahun  1950  yang

            mewarnai dunia pemerintahan Indonesia. Mulai dari Maklumat Wakil Presiden
            X (16 Oktober 1945) berisi tentang tentang perubahan sistem pemerintahan
            presidensiil menjadi sistem pemerintahan parlementer, kemudian disusul dengan
            Maklumat  Wakil  Presiden  3  November  1945  tentang  anjuran  pembentukan

            partai-partai politik. Hal ini dianggap sebagai sebuah langkah yang demokratis,
            mengingat berdasarkan hasil sidang PPKI sebelumnya ditetapkannya PNI sebagai
            partai negara bukanlah sebuah cerminan negara demokrasi. Langkah - langkah


            21   Waluyo, Dari Pemberontak Menjadi Pahlawan Nasional: Muhammad Natsir dan Perjuangan Politik di
            Indonesia, (Yogyakarta: Ombak. 2009), h. 78
            22   Ibid,. h. 78

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            131
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140