Page 140 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 140
6. Mempercepat usaha-usaha perbaikan dan pembaharuan dalam
bidang pendidikan
7. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif
8. Menyelesaikan masalah Indonesia dan Belanda dan menyelenggarakan
hubungan yang bersifat perjanjian yang bersifat internasional serta
meninjau kembali keputusan KMB
9. Meneruskan usaha memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI. 31
Perdana Menteri Wilopo menarik sekelompok pemuda cerdas dari kedua
partai yaitu PNI dan Masyumi untuk membantu pemerintahan. Namun, para
pemuda itu tidak memiliki pengalaman politik. Mereka berusaha membentuk
Angkatan Darat yang lebih efisien dan profesional. Caranya dengan mengurangi
jumlah pasukan dan melakukan reorganisasi di tubuh Angkatan Darat. Langkah
ini mendapat tantangan dari para panglima AD sekutu politik Wilopo di Jakarta.
Pada 17 Oktober 1952, tentara mengerahkan tank, dan para demonstran sipil
bergerak menuju istana presiden. Mereka menuntut pembubaran parlemen.
Keadaan dapat dikendalikan oleh Presiden Soekarno, dan beberapa petinggi
AD diberhentikan. Namun, Kabinet Wilopo tidak dapat lama bertahan akibat
tekanan-tekanan politis ketika itu. 32
4) Kabinet Ali Sastroamijoyo (Juli 1953-Juli 1955)
Kabinet ini terbentuk dari gabungan beberapa partai seperti PNI, NU,
dan partai-partai kecil lainnya. Pada masa kabinet Ali, haluan politik pada masa
sebelumnya terutama yang berkenan dengan kebijakan ekonomi yang dilakukan
pada Perdana Menteri Muhammad Hatta sama sekali ditinggalkan. Dalam hal
pembangunan ekonomi, sekalipun tercantum dalam program kerjanya, lebih
banyak merupakan semboyan. Hal ini disebabkan karena sikap kabinet yang
menganggap modal asing sangat merugikan Indonesia. Perhatian kepada
administrasi negara yang sangat diutamakan Hatta pun terbengkalai. Gantinya
muncul usaha-usaha menggalang persatuan melalui retorika politik dan
“dropping pegawai” dari pusat ke daerah. Pada dasarnya ada semacam sistem
31 Ibid., h.13
32 Nino Oktorino, et.al, Muatan Lokak: Ensiklopedia Sejarah dan Dunia Jilid 8, (Jakarta: Lentera Abadi,
2009), h. 234
Sejarah Nasional Indonesia VI 136