Page 139 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 139

Walaupun  mendapat dukungan yang luas  dari parlemen tetapi  masih
            terdapat banyak hal yang mempersulit gerak kabinet. Hal ini dikarenakan partai
            yang duduk didalamnya terkadang melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya

            menyimpang dari apa yang telah digariskan. Hal ini dapat dilihat dari tindakan
            Menteri Luar Negeri Iskak dari partai PNI yang mengeluarkan instruksi supaya
            meniadakan DPRD yang dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah tahun 1950.
            Hal ini memperbesar perbedaan pandangan antara PNI dan Masyumi terutama

            di kalangan pengikut Natsir. Masalah lain yang memperlihatkan penyimpangan
            dari program kabinet dan sekaligus menyebabkan krisis kabinet adalah tindakan
            dari Menteri Luar Negeri Subardjo yang bersedia menerima bantuan keamanan
            dam  ekonomi  dari  Amerika  Serikat  yang  artinya  Indonesia  memihak  kepada

            Blok  Barat dengan  menandatangani  Mutual  Security  Act. Dalam  kesepakatan
            itu  Indonesia  harus  memperhatikan  kepentingan-kepentingan  Amerika.  Hal
            ini menimbulkan reaksi keras dari berbagai partai termasuk Masyumi dan PNI
            sendiri. 30



                  3)   Kabinet Wilopo (3 April 1952-3 Juni 1953)
                  Kabinet  ini  merupakan koalisi  dari partai Masyumi dan PNI  yang
            sebelumnya  tidak  pernah  cocok  untuk  bekerjasama.  Namun  kali  ini  mereka

            mulai  menyusun kekuatan dalam kabinet. Sebagaimana masa pemerintahan
            kabinet-kabinet  sebelumnya,  kabinet  Wilopo  pun  tidak  luput  dari  persaingan
            antar partai. Permasalahan yang muncul pada masa ini adalah penurunan harga
            karet yang pada waktu itu merupakan ekspor utama Indonesia yang turun 71

            persen. Adapun berikut program-program kerja kabinet Wilopo sebagai berikut.
                  1.  Melaksanakan  pemilihan  umum  untuk  dewan  konstituante  dan
                     menyederhanakan organisasi pemerintah pusat
                  2.  Mempertinggi produksi nasional

                  3.  Menjaga keamanan dan ketentraman dalam masyarakat
                  4.  Melanjutkan usaha perubahan agraria
                  5.  Menyempurnakan undang-undang  perburuhan  guna meningkatkan
                     derajat kaum buruh


            30   Ibid. h. 12

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            135
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144