Page 291 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 291

pada  tanggal  19  Mei  1950  dengan  isi  pokok  antara  lain  persetujuan  kedua

            pemerintah untuk dalam waktu yang sesingkat-singkatnya bersama-sama
            melaksanakan  Negara Kesatuan, sebagai  penjelmaan  dari  Negara Republik
            Indonesia berdasar Proklamasi 17 Agustus 1945.
                                                           4
                  Isi piagam persetujuan tersebut ialah sebagai berikut :

                  1.  Konstitusi  RIS  akan  diubah  sedemikian  rupa  sehingga  essentialia
                      (intisari)  UUD  1945  khususnya  pasal  pasal  27,29,  dan  33  termuat
                      dalam UUD yang baru itu ditambah dengan ketentuan-ketentuan dari
                      Konstitusi RIS yang baik dan tidak bertentangan dengan asas negara

                      kesatuan.
                  2.  Dalam UUD yang baru itu harus dimuat pokok pikiran: hak milik itu
                      adalah suatu fungsi sosial.
                  3.  Soekarno tetap dipertahankan sebagai presiden. Tentang soal apakah

                      akan diadakan jabatan wakil Presiden akan diambil  keputusan
                      kemudian.
                  4.  Hubungan  pemerintahan  dengan  DPR akan  disadarkan  atas sistem
                      parlementer Eropa Barat dan bukan sistem presidensial USA.

                  5.  Senat diharuskan, sedang DPR akan terdiri dari gabungan DPR RIS dan
                      Badan Pekerja KNIP .
                  6.  Membentuk suatu Panita yang bertugas menyelenggarakan
                      persetujuan tersebut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. 5

                  Pada rapat gabungan Parlemen dan Senat RIS, tanggal 15 Agustus 1950,
            Presiden RIS yakni Soekarno,  membacakan piagam terbentuknya Negara
            Kesatuan  Republik  Indonesia.   Pembubaran  RIS  dan  bergabung  dengan  RI
                                          6
            memang dimungkinkan berdasarkan Pasal 43 Konstitusi RIS, yang menyebutkan;

            “Dalam  penyelesaian  susunan  federasi  RIS  yang maka berlakulah  asas
            pedoman, bahwa kehendak  rakyatlah di daerah-daerah bersangkutan yang
            dinyatakan  dengan  merdeka menurut jalan  demokrasi, memutuskan  status
            yang kesudahannya akan diduduki oleh daerah-daerah tersebut dalam federasi”

            keadaan ini menandakan bahwa proyek pemerintah Belanda untuk menciptakan
            negara federal di Republik Indonesia telah gagal total, rakyat Indonesia kembali
            ke bentuk negara kesatuan.
                                       7
            4   Udiyo basuki, Quo Vadis UUD 1945 : Refleksi 67 tahun Indonesia Berkonstitusi. (Jurnal, 2012) h. 13
            5   M. Solly Lubis, Ketatanegaraan Republik Indonesia, Bandung: Mandar Maju. 1993. h.50
            6   Andi Setiadi  Soekarno Bapak Bangsa, (Yogyakarta: Palapa, 2013). h. 74
            7   Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta: Grafindo, 2005). h. 129
                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            287
   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296