Page 295 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 295

mana negara pada  saat itu  mengarah pada  kegiataan ketatanegaraan yang
            demokratis,   yang berisi anjuran tentang berdirinya partai-partai politik.
                        19
                                                                                   20
                  Untuk lebih jelas lagi, isi dari Maklumat Wakil Presiden No. X berbunyi
            sebagai berikut :


                     “Bahwa  Komite  Nasinal  Pusat,  sebelum  terbentuk  majelis
               permusyawaratan  rakyat  dan  dewan  perwakilan  rakyat  diserahi
               kekuasaan  legislatif  dan  menetapkan  garis-garis  besar  haluan  negara,
               serta  menyetujui  bahwa  pekerjaan  Komite  Nasional  Indonesia  Pusat
               sehari-hari  berhubungan  dengan  gentingnya  keadaan  dijalankan  oleh
               sebuah  badan  pekerja  yang  dipilih  diantara  mereka  dan  bertanggung
               jawab kepada Komite Nasional  Indonesia Pusat”.
                                                               21


                  Sebetulnya  sekitar  tiga  bulan  setelah  kemerdekaan  diproklamasikan
            oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945, pemerintah waktu itu sudah
            menyatakan keinginannya untuk bisa menyelenggarakan pemilu pada awal tahun

            1946. Hal itu dicantumkan dalam Maklumat X, atau Maklumat Wakil Presiden
            Mohammad  Hatta,  tanggal  3  November  1945,  yang  berisi  anjuran  tentang
            pembentukan partai-partai politik.  Tidak terlaksananya pemilu pertama pada
                                              22
            bulan Januari 1946 seperti yang di amanatkan oleh Maklumat 3 November 1945,

            paling tidak disebabkan 2 (dua) hal :
                  1.  Belum  siapnya pemerintah  baru, termasuk  dalam penyusunan
                      perangkat UU Pemilu;
                  2.  Belum stabilnya kondisi keamanan negara akibat konflik internal antar

                      kekuatan politik yang ada pada waktu itu, apalagi pada periode yang
                      sama gangguan  dari  luar  juga masih  mengancam. Dengan  kata lain
                      para pemimpin lebih disibukkan oleh urusan stabilitas politik dalam
                      dan luar negeri.
                                     23
                  Adapun tujuan dilaksanakannya Pemilihan Umum I 1955, adalah untuk
            memilih anggota Konstituante dan anggota DPR. Untuk melakukan tugas dewan
            perwakilan  rakyat maka sebelum dapat dibentuk dewan  perwakilan  rakyat


            19  Suhartono  W. Pranoto,  Revolusi  Agustus  Nasionalisme  Terpasung  dan  Diplomasi  internasional,
            (Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama, 2001). h.145
            20   Moh Amirul Mukminin, avatara e-jurnal pendidikan sejarah vol. 3, no.3 (oktober 2015), h. 487
            21   Joeniarto, Op.Cit. h. 50
            22   Muh. Yahya Selma, Vol 1 No. 1. Op. Cit. h. 18
            23   Ibid, h. 18

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            291
   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300