Page 334 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 334

5.  Oposisi  dalam  arti  melahirkan  pendapat  yang  sejati  dan  yang
                      membangun diharuskan dalam Demokrasi Terpimpin.
                  Berdasarkan  pokok pikiran  tersebut, tampak bahwa Demokrasi
            Terpimpin  tidak  bertentangan  dengan  Pancasila  dan  UUD  1945  dan  budaya

            bangsa  Indonesia.  Namun,  dalam  praktiknya,  konsep-konsep  tersebut  tidak
            direalisasikan  sebagaimana  mestinya.  Sehingga,  sering  kali  menyimpang  dari
            nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan budaya bangsa. Penyebab penyelewengan
            tersebut, selain terletak pada Presiden, juga karena kelemahan legislatif sebagai

            partner dan pengontrol eksekutif, serta situasi ekonomi, sosial, dan politik yang
            tidak menentu saat itu. 7



                     2       Keadaan Sosial, Ekonomi, dan
                             Politik Masa Demokrasi Terpimpin


            a.     Sosial Budaya Masyarakat
                  Demokrasi Terpimpin  menurut Soekarno adalah  suatu demokrasi

            penyelenggaraan atau suatu werk democracy yakni untuk menyelenggarakan
            cita-cita bangsa Indonesia, terutama sekali di bidang sosial, yaitu satu masyarakat
            adil dan makmur. Masyarakat adil dan makmur, tidak lain dari pada masyarakat
            teratur  dan  terpimpin.  Untuk  menyelenggarakan  masyarakat  yang  demikian,

            diperlukan suatu pola dan untuk menyelanggarakan pola itu harus dipergunakan
            demokrasi terpimpin. Dengan demikian, demokrasi terpimpin pada hakikatnya
            adalah demokrasi penyelenggaraan (werk democratie). Adapun perancang pola
            tersebut adalah Dewan Perancang Nasional.  8
                  1) Pendidikan dan Olahraga

                    Tujuan  pendidikan  Nasional  di  rumuskan  dalam  keputusan  presiden
            nomor 145 Tahun 1965. Tujuan pendidikan Nasional, baik yang diselenggarakan
            oleh pihak pemerintah maupun  swasta,  dari pendidikan pra sekolah  sampai

            pendidikan  tinggi,  supaya  melahirkan  warga  negara  sosialis  Indonesia  yang
            bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia adil dan
            makmur baik spiritual maupun material, dan yang berjiwa pancasila. 9


            7   Ibid., h. 387.
            8   Hamdan Zoelva, Pemakzulan Presiden di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011). h. 76.
            9   Sudirman. Op.Cit. hh. 397 – 398.

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            330
   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338   339