Page 339 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 339

Oleh  karena  itu,  ia  meminta  agar  partai-partai  politik  dibubarkan,  kemudian
            memperkenalkan sebuah konsepsi baru sistem pemerintahan, yaitu “Demokrasi
            Terpimpin”. Presiden Soekarno berpandangan, cara pembentukan pemerintahan

            atas dasar demokrasi parlementer  yang bersifat kepartaian  dengan paham
            politik  liberal,  tidak  akan  sanggup  membawa  negara  kita  keluar  dari  segala
            kesulitan yang dihadapi. Oleh karena itu, Soekarno mengambil jalan luar biasa
            untuk  membentuk Kabinet  Karya yang bersifat  darurat  extra  parlementer.
            Menurut keyakinan  Soekarno,  susunan  ketatanegaraan yang berdasarkan

            “multipartisme”, seperti dianjurkan dalam Maklumat Pemerintah 14 November
            1945 itu, ternyata tidak cocok dengan cita-cita umum masyarakat karena hanya
            menimbulkan  politik  free  fight  liberalism  dan  politik  tersebut  menghambat

            pembangunan negara di segala lapangan.
                                                     20
                                                Pada  bulan  Januari  1959,  Presiden
                                        Soekarno    memulai     perundingan-perundingan
                     reminder           dengan  PNI,  NU,  dan  PKI  mengenai  gagasan
                                        Demokrasi Terpimpin. KSAD Harris Nasution tanggal
               Pada bulan Januari
               1959, Presiden Soekarno   19  Februari menyatakan, bahwa Angkatan Darat
               memulai perundingan-     mendukung  Demokrasi  Terpimpin.  Dalam  sidang
               perundingan dengan       Konstituante di Bandung terjadi pertarungan antara
               PNI, NU, dan PKI
               mengenai gagasan         golongan Islam dan  golongan-golongan lain  yang
               Demokrasi Terpimpin.     tidak  menghandaki  negara  Islam.    Pada  tanggal
               KSAD Harris Nasution
               tanggal 19 Februari      23  April  1959  Soekarno  menyerukan  pada  sidang
               menyatakan, bahwa        Konstituante,  akhirnya  Soekarno  mendekritkan
               Angkatan Darat           kembali  ke  UUD  1945,  sebuah  tindakan  yang  di
               mendukung Demokrasi
               Terpimpin                luar hukum, karena pembentukan Undang-undang
                                        Dasar bukan wewenang seorang Presiden, tetapi
                                        adalah  wewenang  sidang  Konstituante.  Dekrit

            Soekarno juga menyatakan, bahwa UUD sementara tidak berlaku lagi. Tindakan
            Soekarno ini segera disusul dengan larangan dan pembatasan kegiatan-kegiatan
            politik di Jakarta. 21
                    Dalam  pidatonya  tanggal  17  Agustus  1959  Soekarno  memberikan
            landasan ideologis pada gagasan Demokrasi Terpimpin, yang diberinya nama

            20   Zoelva. Op.Cit. h. 75-76.
            21   Mochtar Lubis,  Hati Nurani melawan Kezaliman, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1988). hh. 50-52.

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            335
   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343   344