Page 344 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 344

Presiden membentuk Kabinet Gotong-Royong pada tahun 1957 tanpa persetujuan
            DPR hasil pemilihan umum. sejak itu terlihat kekuasaan pemerintahan negara
            semakin  memusat  di  tangan  Presiden.  Semua  keputusan  politik  ditentukan
            Presiden,  sementara  DPR-GR  (Dewan  Perwakilan  Rakyat-  Gotong  Royong)

            dipaksa berperan sebagai pengabsah tindakan-tindakan Presiden. Ini merupakan
            bagian dari langkah-langkah penertiban yang dilakukan oleh Presiden Soekarno,
            dengan tujuan utama mengembalikan kehidupan demokrasi pada UUD 1945.
                                                                                       33
                    Langkah  penertiban  yang  lain,  adalah  penertiban  kepartaian,  dengan

            memberikan pengakuan hanya kepada partai-partai yang memenuhi
            ketentuan tertentu, termasuk ketentuan-ketentuan politik, bukan semata-mata
            hukum.  DPR hasil  pemilihan  umum  tahun  1955 dibubarkan  karena menolak
            mengesahkan rancangan anggaran belanja pemerintah pada tahun 1960, dan

            digantikan dengan DPR-GR  yang beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh
            Presiden, termasuk dalam hal ini adalah wakil-wakil angkatan bersenjata, dan
            penertiban terhadap inisiatif masyarakat seperti pembubaran Liga Demokrasi,
            yaitu suatu badan yang didirikan oleh beberapa tokoh partai politik, yang melihat

            perkembangan yang sangat berbahaya bagi demokrasi.
                                                                  34
                     Pada bulan Juli  1959  Dewan Nasional  dibubarkan dan  dibentuklah
            Dewan Pertimbangan Agung yang disebut di dalam Undang-undang Dasar 1945,
            seperti  halnya  suatu  lembaga  baru  yang  disebut  Dewan  Perancang  Nasional

            yang diketuai oleh Yamin.  Pada tanggal 20 Januari 1961 Soekarno membentuk
                                     35
            Front Nasional,  yang jelas hendak dikembangkan oleh Soekarno menjadi satu-
                           36
            satunya partai politik. 37
                     Setelah berbagai perangkat lembaga negara diciptakan, maka

            beberapa kegiatan pun dilaksanakan semua itu disesuaikan dengan Demokrasi
            Terpimpin, yang telah menjadi pedoman dalam menata kehidupan demokrasi
            di Indonesia. Dalam proses ini PKI berhasil menempatkan diri pada posisi yang
            memberikan dukungan terhadap demokrasi ini. Bahkan semakin nyata PKI karya

            (kabinet  Juanda)  yang  dibentuk  berdasarkan  UUDS  1950  harus  diganti  juga
            33   Alian Syair, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Palembang: FKIP Unsri). h. 55.
            34   Ibid., h. 55
            35   Ricklefs. Op.Cit. h. 403.
            36   Front Nasional merupakan organisasi massa yang memperjuangkan cita-cita proklamasi dan cita-cita
            yang terkandung dalam UUD  1945. Tujuannya adalah menyatukan segala bentuk potensi nasional menjadi
            kekuatan untuk menyukseskan pembangunan.
            37   Lubis. Op.Cit. h. 66

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            340
   339   340   341   342   343   344   345   346   347   348   349