Page 343 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 343

Dengan lahirnya MPRS ini, secara otomatis telah membantalkan pembatasan
            waktu lima tahun sebagaimana ketetapan UUD 1945. Kepemimpinan presiden
            tanpa batas ini terbukti melahirkan tindakan dan kebijakan yang menyimpang
            dari  ketentuan-ketentuan  UUD  1945.  Misalnya,  pada  tahun  1960,  Presiden

            Soekarno membubarkan DPR hasil pemilihan umum. padahal, dalam penjelasan
            UUD 1945, secara eksplisit ditentukan bahwa presiden tidak memiliki wewenang
            untuk berbuat demikian. Dengan kata lain, sejak diberlakukan Dekrit Presiden
            1959, telah terjadi penyimpangan konstitusi. 29

                     Dekrit Presiden 5 Juli 1959 merupakan awal dari perubahan berbagai
            kebijakan pemerintah.  Soekarno menetapkan Majelis  Permusyawaratan
                                   30
            Rakyat Sementara (MPRS) yang beranggotakan 616 orang di mana Aidit menjadi
            salah  seorang wakil  ketua.   November  1960  MPRS  angkatan  Soekarno  juga
                                       31
            telah  mengesahkan  Manifesto  Politik  (Manipol)  sebagai  haluan  Negara,  dan
            putusan ini telah diserahkan pada Soekarno di Istana Bogor. Dengan demikian
            Soekarno telah mengukuhkan kediktarorannya, yang menandai seluruh masa
            kekuasaannya.  32
























             Gambar 9.4 Presiden Soekarno Berpidato dalam Rapat Umum Memperingati Dekrit Presiden 5
                                 Juli 1963. Sumber: www.google.co.id/image

                  Pada  Demokrasi  terpimpin  yang berusaha  integrasi  kekuasaan  yakni
            memusatkan kekuasaan dalam satu tangan yaitu, Presiden sendiri. Pemusatan
            kekuasaan  di tangan Presiden  Soekarno,  sebenarnya sudah  dilakukan sejak
            29   Sudirman. Op.Cit.  hh. 388-389.
            30   Nino Oktorino et.al, Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2009). h. 241.
            31  M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005). h. 406.
            32   Mochtar Lubis, Hati Nurani melawan Kezaliman, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1988). hh. 64-65.

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            339
   338   339   340   341   342   343   344   345   346   347   348