Page 341 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 341

3.  Basic  human  right menjadi  sangat lemah.  Soekarno  dengan
                      mudah  menyingkirkan  lawan-lawan  politik  yang  tidak  sesuai
                      dengan  kebijaksanaannya atau  yang mempunyai  keberanian  untuk

                      menentangnya.
                  4.  Masa Demokrasi Terpimpin adalah masa puncak dari semangat anti-
                      kebebasan pers. Sejumlah surat kabat dan majalah di berangus oleh
                      Soekarno, seperti harian Abadi dari Masyumi dan Pedoman dari PSI.
                  5.  Sentralisasi  kekuasaan  semakin dominan  dalam  proses hubungan

                      antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Daerah-daerah
                      memiliki otonomi yang sangat terbatas. UU tentang Otonomi Daerah
                      NO. 1/1957 digantikan dengan penetapan Presiden, yang kemudian

                      dikembangkan menjadi UU No.18 tahun 1965.
                                                                   24

                    Berdasarkan  Penpers  No.  7  Tahun  1959  tanggal  31  Desember  1959,
            kehidupan  partai  politik  ditata  dengan  menetapkan  syarat-syarat  yang  harus
            dipenuhi oleh partai politik. Partai politik yang tidak memenuhi syarat dihapus,

            misalnya jumlah  anggotanya terlalu  sedikit.  Dengan dikeluarkannya Penpers
            itu, partai politik yang masih dapat bertahan antara lain PNI, Partai Masyumi,
            Partai NU, PKI, Partai Katolik, Parkindo, PSI, Partai Murba, Partai IPKI, PSII, dan

            Partai  Perti.  Tindakan  yang  dilakukan  oleh  pemerintah  lebih  dikenal  dengan
            tindakan penyederhanaan kepartaian. Sementara itu, sejumlah tokoh dari partai
            Masyumi dan PSI terlibat dalam gerakan PRRI-Permesta, sehingga kedua partai
            ini dibubarkan oleh pemerintah.
                                            25
                    Dalam  keadaan  seperti itu,  kekuatan  politik  yang  ada  pada  waktu  itu

            adalah  presiden  dan  ABRI  serta  partai-partai  politik,  terutama  PKI.  Presiden
            Soekarno,  dalam  politiknya,  selalu  berusaha  menjaga  keseimbangan  dalam
            tubuh ABRI, serta antara ABRI dan partai politk. Untuk menjaga keseimbangan

            itu, Presiden Soekarno memerlukan dukungan dari PKI.  Namun,  PKI  hanya
            mengutamakan  kepentingan  sendiri  agar  dapat  memainkan  perananya  yang
            dominan di bidang politik. Dominasi PKI itu ada diperoleh dengan mendukung
            konsep NASAKOM Presiden Soekarno.  Sementara itu, tuduhan  terhadap PKI
            yang  bersifat  internasional  dan  anti  agama  dijawab  bahwa  PKI  menerima

            24   Sudirman, Op.Cit. hh. 393-394.
            25   Ibid., h. 394

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            337
   336   337   338   339   340   341   342   343   344   345   346