Page 335 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 335

Pada  tahun  1950-an  jumlah  murid-murid  di  sekolah  lanjutan  tingkat
            pertama  dan  sekolah  lanjutan  tingkat  atas  mulai  melimpah  dan  semuanya
            mengharapkan  dapat  menjadi  mahasiswa.  Universitas  baru  didirikan  di  tiap
            kota provinsi, jumlah fakultas ditambah meskipun tenaga pengajarnya tidak ada

            sehingga harus dirangkap oleh pejabat-pejabat pemerintah di daerah. Perguruan
            tinggi swasta juga semakin banyak, terutama setelah tahun 1960. Hal ini menadai
            suatu ekpansi yang sangat besar dalam pendidikan tinggi. Eksplosi pendidikan
            tinggi ini disebabkan oleh meluasnya aspirasi untuk menjadi mahasiswa.
                                                                                  10
                    Sistem  penerimaan  mahasiswa  yang  relatif  mudah  dan  pembebasan
            uang kuliah ikut berpengaruh dan menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah
            mahasiswa. Pada tahun 1961 jumlah perguruan tinggi sebanyak 181 buah. Sejak
            tahun 1962 sistem pendidikan untuk SMP dan SMA mengalami perubahan yang

            mana pada 1 Agustus 1962 pembagian A dan B di SMP ditiadakan. Menariknya
            lagi dalam kurikulum SMP baru ini ditambahkan pula dua mata pelajaran baru,
            yakni  mata pelajaran  Ilmu Administrasi  dan  Kesejahteraan  Keluarga.  Sistem
            pendidikan di SMA juga mendapatkan perubahan dimana hanya mempunyai

            satu  jenis  kelas  I.  Hal  ini  dimaksudkan  agar  setiap  pelajar  mendapatkan
            kesempatan untuk memilih minat.  Keputusan Presiden Nomor 94 Tahun 1962
                                              11
            tanggal 7 Maret 1962, tentang Pembentukan Departemen Olahraga (Depora)
            yang bertugas mengatur,  mengoordinasikan, mengawasi, membimbing,  dan

            bila perlu menyelenggarakan kegiatan olahraga termasuk pendidikan jasmani di
            sekolah sampai perguruan tinggi. Presiden Soekarno ingin menjadikan olahraga
            sebagai instrumen revolusi pembangunan yang multikompleks, baik ke dalam
            maupunn ke luar negeri.
                                    12
                    Konsep  Pembelajaran  pada  tahun  1964 mewajibkan  sekolah
            membimbing  anak agar mampu  memikirkan sendiri  pemecahan  persoalan.
            Rencana pendidikan 1964 melahirkan kurikulum 1964. Kurikulum 1964 adalah
            alat  untuk  membentuk  manusia  Pancasilais  yang sosialis  Indonesia,  dengan

            sifat-sifat seperti pada ketetapan MPKS No. 11 tahun 1960. 13


            10   Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Indonesia Jilid VI Zaman Jepang
            dan Zaman Republik Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008). h. 496
            11   Ibid., hh. 496-497.
            12   Poesponegoro dan Notosusanto., op.cit. h. 500.
            13   Sudirman. Op.Cit. h 398.

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            331
   330   331   332   333   334   335   336   337   338   339   340