Page 423 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 423
Operasi militer tentang penumpasan G 30 S mulai dilakukan sore hari,
pada tanggal 1 Oktober 1965 pukul 19.15. Sementara itu pasukan RPKAD
berhasil menduduki kembali gedung RRI Pusat, gedung telekomunikasi dan
mengamankan seluruh wilayah Medan Merdeka tanpa terjadi bentrokan
senjata atau pertumpahan darah. Pasukan Batalion 238 Kujang/ Siliwangi
juga menguasai Lapangan Benteng dan mengamankan Markan Kodam V dan
sekitarnya Batalion I Kavaleri berhasil mengamankan BNI Unit I dan percetakan
uang negara di daerah Kebayoran, dengan demikian dalam waktu yang sangat
singkat, yaitu pada tanggal 1 Oktober 1965 itu juga kota Jakarta telah berhasil
dikuasai kembali oleh ABRI.
Untuk menentramkan kegelisahan masyarakat dan menyadarkan
pasukan yang terlibat dalam G-30-S, maka dilakukanlah berbagai bentuk
upaya. Diantaranya melalui siaran radio RRI pada pukul 20.00, Mayor Jenderal
Soeharto selaku pimpinan sementara Angkatan Darat, mengumumkan adanya
usaha perebutan kekuasaan oleh yang menamkan dirinya Gerakan Tiga Puluh
September. Diumumkan pula tentang penculikan enam perwira tinggi Angkatan
Darat. Angkatan Darat, Angkatan laut, dan Kepolisisan telah terdapat saling
pengertian untuk bekerjasama, dan menganjurkan kepada masyarakat agar
tetap waspada.
Pada tanggal 3 Oktober 1965 ditemukan tempat jenazah para perwira
Angkatan Darat yang dikuburkan dalam sebuah lubang sumur tua. Karena hari
sudah gelap dan mengalami kesulitan teknis karena lubang sumur bergaris
tengah kurang lebih 1 meter dari kedalaman 12 meter, usaha mengangkat para
pra jenazah dalam sumur tua pun ditunda. Keesokan harinya pada tanggal 4
Oktober 1965 pengangkatan berhasil diselesaikan oleh tim dari Kompi I Intai
Para Amphibi/ Kipam yang dipimpin oleh kapten Winanto dari KKO-AL/ marinir
dibantu oleh anggota RPKAD. Seluruh jenazah diangkut ke Rumah Sakit Pusat
Angkatan Darat sekarang Rumah Sakit Gatot Subroto untuk dibersihkan dan
kemudian disemayamkan. Pada tanggal 5 Oktober 1965 bertepatan dengan
40
Ulang Tahun ABRI, jenazah para Jenderal Angkatan Darat dimakamkan dan
mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi. 41
40 Ibid. h. 487
41 Abdul Ghofur, Peran Soeharto Dalam Peristiwa G 30 S/PKI, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2010). h.
57
Sejarah Nasional Indonesia VI 419