Page 80 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 80
(c) Untuk barang-barang tak bertubuh maka penyerahannya dilakukan
dengan cara atau perbuatan yang dinamakan ”cessie” yang
pengaturan terhadapnya dapat kita lihat pada Pasal 613 KUH
Perdata yang berbunyi ”Penyerahan akan piutang-piutang atas
nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya dilakukan dengan
membuat sebuah akta otentik atau akta di bawah tangan, dengan
mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain”.
Terhadap penyerahan ini perlu juga diperhatikan bahwa perjanjian
jual beli menurut KUH Perdata adalah belum memindahkan hak
milik. Hak milik baru berpindah dengan dilakukannya suatu
perbuatan hukum atau perbuatan yuridis yang disebut dengan
”Levering” yang diartikan sebagai ”penyerahan”.Dengan demikian,
secara ringkas dapat disimpulkan bahwa perjanjian jual beli dalam
KUH Perdata adalah menganut sistem ”Obligatoir” yang artinya
perjanjian jual beli baru meletakkan hak dan kewajiban bertimbal
balik antara kedua belah pihak penjual dan pembeli, hak milik
terhadap barang tersebut baru akan berpindah dengan
dilakukannya perbuatan yuridis ”levering”.
2) Menanggung kenikmatan tenteram atas barang tersebut dan
menanggung terhadap cacad tersembunyi.
Kewajban tersebut di atas ini adalah memberikan konsekuensi untuk
diberikannya penggantian kerugian jika sampai terjadi pada suatu
waktu, si pembeli digugat oleh pihak ketiga dan dengan putusan Hakim
dihukum untuk menyerahkan barang yang telah dibelinya tersebut
kepada pihak ketiga.
Tentang cacad yang tersembunyi sendiri, si penjual adalah diwajibkan
untuk menanggung terhadapnya, meskipun ia sendiri tidak mengetahui
adanya cacad-cacad itu, kecuali jika ia, dalam hal yang demikian, telah
minta diperjanjikan bahwa ia tidak diwajibkan menanggung sesuatu
apapun.
Kewajiban utama dari pembeli adalah membayar harga pembelian pada
waktu dan tempat sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian. Jika
si pembeli tidak membayarkan harga pembelian ini maka si penjual
58

