Page 40 - Cara Menjadi Pengusaha
P. 40
GAYA KEPEMIMPINAN
Memanfaatkan Otak Orang Lain
Menjadi orang nomor satu di perusahaan kita sendiri, itu sangat bisa. Tapi tidak
bisa semua kegiatan bisnis, kita jalankan sendiri.
Mensyukuri apa yang kita peroleh dari hasil bisnis, walau tak sebesar seperti yang
kita harapkan semula, saya kira, itu penting. Setidaknya, ini merupakan langkah kita
pertama menjadi entrepreneur yang bijak. Namun, tentunya kita tetap memiliki kemauan
untuk mengembangkan bisnis kita seoptimal mungkin. Sehingga, hasil yang kita peroleh
juga akan bisa lebih maksimal, meskipun persaingan di dunia bisnis makin kompleks.
Untuk mewujudkannya, kita mungkin tak hanya cukup memanfaatkan otak kita
sendiri, tapi ada baiknya juga memanfaatkan otak orang lain. Sebab, kita harus menyadari
benar, bahwa setelah bisnis yang kita rasakan berkembang cukup pesat, dan kita menjadi
orang nomor satu di perusahaan yang kita dirikan, tentu saja tak bisa semua kegiatan
bisnis bisa kita jalankan dengan otak kita sendiri.
Maka, sudah sewajarnya kalau kita memanfaatkan otak orang lain, yang oleh
Williams E. Heinecke, penulis buku “The Entrepreneur 21 Golden dan Rules for the
Global Business Manager”, disebut “Work with other people’s brain”, Menurut,
entrepreneur terkemuka yang sukses mengembangkan bisnis Pizza Hut, seorang
entrepreneur yang bersedia bekerja dengan memanfaatkan otak orang lain, sesungguhnya
adalah entrepreneur sejati.
Saya sendiri juga merasakan, bahwa memanfaatkan otak orang lain dalam bisnis.
Khususnya di era milenium ketiga ini, merupakan yang sangat penting. Acapkali itu lebih
baik ketimbang harus semuanya kita jalankan sendiri. Katakanlah, kita akan mudah
menangkap peluang bisnis deengan bantuan otak orang lain. Karena itu, jangan apa-apa
dikerjakan sendiri. Akibatnya, kita bisa jadi pemurung, kebanyakan kerja, dan sulit bagi
kita bisa menikmati penghidupan yang layak sebagai seorang entrepreneur.
Saya yakin, jika kita berhasil memanfaatkan otak orang lain dengan baik,
sebenarnya juga sebagai upaya positif kita menghindarkan sikap keras kepala kita sendiri.
Dan, itu akan lebih mudah membuat kita mau mendengarkan dengan hati terbuka apa
yang dikatakan orang lain. Pada akhirnya, sikap ini pulalah yang akan menciptakan
hubungan kerja harmonis. Maka, kita sebagai entrepreneur yang memiliki perusahaan,
alangkah bijaknya kalau kita juga jangan mudah “alergi” dengan apa yang dikatakan
orang lain.