Page 81 - Flipbook Bu Ernawati Kearifan Lokal Mandar
P. 81
Puang : “Kalian tak usah bertengkar dan saling menuduh
Cazdia mencurigai hal-hal yang belum tentu
kebenarannya persoalan kauseng saya telah
memutuskannya dan saya tak akan mencabutnya
kembali (Puang Cazdia berpaling menguatkan
hati anaknya) anakku siapapun ibu di dunia ini
ini tak akan ada yang ingin kehilangan anaknya
tapi ini sudah suratan takdir dengan rela saya
harus menyerahkan mu kepada yang kehendak
hukum anakku kita bisa kehilangan segala-
galanya tapi kita tidak bisa kehilangan
kehormatan dan nama baik karena itulah yang
akan abadi dan bisa kita wariskan kepada
generasi berikutnya”.
Ka'useng : “Tapi buang aku tidak ingin meninggalkanmu
Tolong selamatkan saya”! (Ka'useng menangis).
Puang : “Anakku saya telah memperjuangkan mu tapi
Gamma hukum di atas segala-galanya kita pun tak bisa
luput dari tuntutan hukum adat di daerah ini”.
Puang : “Kalian bersiaplah untuk melakukannya dan
Cazdia engkau anakku berbaringlah di atas pangkuanku
sebagai pangkuan yang terakhir“!
(Dengan kesadaran hukum adat yang tinggi
tiba-tiba tegar hatinya menerima kenyataan
yang dihadapinya dan bersiap untuk dihukum).
Ka'useng : “Demi Ibunda yang agung sifatnya, mulia
hatinya, teguh pendiriannya, lembut kasih
sayangnya, rela menampung seluruh
penderitaannya, teguh keputusannya, dan adil
kebijaksanaannya aku rela menebus dosaku..!
(melangkah ke arah ayahnya sambil
memeluknya erat).
74 | Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar