Page 79 - Flipbook Bu Ernawati Kearifan Lokal Mandar
P. 79

Puang         :  “Masuklah.. ”! (mempersilakan warga masuk ke
             Gamma            dalam rumah)


             Para warga masuk memberi hormat dan duduk bersilah

             Puang         :  “Sebenarnya apa maksud kalian sesungguhnya
             Gamma            apa kalian mau mempermalukan saya”?
             Koor warga  :  “Tidak Puang..”! (sambil menunduk)
             Warga 5       :  “Sebelumnya Puang kami ini hanya ingin agar
                              hukum  adat  yang  berlaku  di  daerah  kita  ini
                              sebagai warisan leluhur tetap berjalan Puang”
             Puang         :  “Saya mengerti tapi apakah kamu sering masih
             Gamma            perlu diberi sanksi sedang dia sudah berada di
                              rumah saya sebagai pemangku adat”?
             Warga 1       :  “Tapi Puang ....”!

             Tiba-tiba Puang Cazdia muncul.
             Puang         :  “Saya sudah paham maksud kalian baiklah saya
             Cazdia           yang  akan  memutuskan  mengenai  hukuman
                              yang pantas bagi Ka’useng”.
             Ka'useng      :  “Ibu  selamatkan  saya..,  Aku  tak  akan
                              mengulangi  lagi  perbuatan  ini”.  (Ka'useng
                              kembali bersimpuh di kaki ibunya)
             Puang         :  “Anakku hukum itu tak bisa seperti karet yang
             Cazdia           bisa  kendur  dan  bisa  mengganti  tidak  anakku
                              aku juga tidak mau kehilanganmu tapi hukum
                              menghendaki  demikian  (kembali  berbicara
                              kepada  warga)  begini  demi  atas  nama  hukum
                              kebenaran dan keadilan maka aku memutuskan
                              agar  kauseng  diberi  hukuman  yang  setimpal
                              dengan perbuatannya tapi dengan satu-satunya
                              permintaanku  Ka'useng  harus  mati  diatas
                              pangkuanku  (Puang  Cazdia  merasa  sangat
                              perih, sedih, pedih, dan menangis).



            72 | Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84