Page 11 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 11

PENGANTAR UMUM










                                                                                                                                                                                                                   PENYAJIAN BUKU                                                    dan geguritan). Pola pendokumentasian data kesejarahan dengan
                                                                                                                                                                                                                                                                                     menggunakan sistem tembang tradisional ini menjadi satu hal
                                                                                                                                                                                                                   Buku ini menyajikan kelompok lontar babad yang menjadi koleksi
                                                                                                                                                                                                                   Gedong Kirtya, perpustakaan lontar pertama di Bali, yang terletak di   menarik yang perlu juga menjadi perhatian khusus bagi peneliti
                                                                                                                                                                                                                   kota Singaraja.                                                   kesejarahan. Penulisan dalam bentuk tembang ini di Nusantara umum
                                                                                                                                                                                                                                                                                     ditemukan di Jawa, Bali dan Lombok, yang tentunya “pencatatan
                                                                                                                                                                                                                   Kelompok lontar babad merupakan manuskrip yang memuat “teks       sejarah” dengan pola tembang ini memiliki perspektif tersendiri.
                                                                                                                                                                                                                   sejarah”. Kelompok lontar babad yang tersimpan di Gedong Kirtya   Pendekatan terhadap pola pencatatan sejarah bertembang inipun
                                                                                                                                                                                                                   umumnya bersumber dari naskah Jawa abad ke-15, diramu dengan      membutuhkan pendekatan yang berbeda jika dijadikan acuan
                                                                                                                                                                                                                   sumber yang ditulis kurun waktu abad ke-16 dan 17, serta bentuk   kesejarahan.
                                                                                                                                                                                                                   adaptasinya kemudian. Terdapat juga kelompok babad yang relatif
                                                                                                                                                                                                                   baru yang bersumber dari sumber yang lebih baru, dari akhir abad   Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Nusantara, khusus Jawa,
                                                                                                                                                                                                                   ke-18 dan 19, bahkan hingga saat ini, yang merupakan kelanjutan dari   Bali dan Lombok, “bertutur dalam tembang” dan “menulis dalam
                                                                                                                                                                                                                   sumber-sumber yang disebutkan sebelumnya.                         tembang” adalah sebuah kebiasaan berabad-abad. Dalam pola
                                                                                                                                                                                                                                                                                     pewarisan pengetahuan lokal masyarakat Bali mengenal istilah
                                                                                                                                                                                                                   Kelompok lontar babad dalam judulnya tidak hanya memakai judul    “magending sambilang malajah” (bernyanyi sambil belajar) adalah
                                                                                                                                                                                                                   babad. Dalam kelompok babad terdapat juga pemakaian judul         sebuah pola pewarisan pengetahuan dan pewarisan ingatan yang
                                                                                                                                                                                                                   khas yang lain, seperti kawitan (asal usul), purana (sejarah kuno),   terbukti efektif menjaga berbagai pengetahuan lokal dan ingatan
                                                                                                                                                                                                                   pamancangah (kisah sejarah), pamuktian (sejarah kekuasaan),       sejarah di Bali yang masih bertahan hingga generasi ini. Inilah
                                                                                                                                                                                                                   pariagem atau piagem (piagam kerajaan), pabalik (kisah kekalahan),   yang tercermin dalam penulis berbagai manuskrip dengan konten
                                                                                                                                                                                                                   prasasti (piagam yang dikeluarkan kerajaan), paswara atau titiswara   kesejarahan untuk mempermudah pewarisan isinya dari generasi
                                                                                                                                                                                                                   (dekrit kerajaan), rereg atau rusak (kerusakan kerajaan atau      ke generasi, baik di lingkup keluarga atau di wilayah publik, pada
                                                                                                                                                                                                                   masyarakat akibat perang), uwug (kehancuran), yudha (perang),     pementasan wayang, arja, drama, bondres, dan berbagai cabang seni
                                                                                                                                                                                                                   dan usana (riwayat kuno), serta pangeling-eling (catatan pengingat).   pertunjukan lainnya.
                                                                                                                                                                                                                   Kesemuanya tersebut memuat “informasi kesejarahan” terkait
                                                                                                                                                                                                                   peristiwa apa yang terjadi, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana —   Buku ini dilengkapi foto manuskrip lontar halaman awal dan
                                                                                                                                                                                                                   yang secara umum dikelompokkan sebagai kelompok babad dalam       halaman akhir. Penyajian halaman awal dan halaman akhir bertujuan
                                                                                                                                                                                                                   keropak penyimpanan Gedong Kirtya.                                untuk memberikan gambaran awal manuskrip. Umumnya, identitas
                                                                                                                                                                                                                                                                                     manuskrip termuat dalam halaman awal, sementara identitas
                                                                                                                                                                                                                   “Teks sejarah” tersebut bukan hanya ditulis dalam ragam bentuk    kesejarahan-tahun penulisan, tempat penulisan, dan penulis
                Museum Gedong Kirtya, Buleleng, Bali.                                                                                                                                                              prosa, sebagian ditulis dalam bentuk tembang tradisional (kidung   manuskrip umumnya termuat pada halaman akhir manuskrip




                                                                                                                                                                                                                                                                                                           KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA          1
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16