Page 12 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 12

PENGANTAR UMUM










                        PENYAJIAN BUKU                                                    dan geguritan). Pola pendokumentasian data kesejarahan dengan
                                                                                          menggunakan sistem tembang tradisional ini menjadi satu hal
                        Buku ini menyajikan kelompok lontar babad yang menjadi koleksi
                        Gedong Kirtya, perpustakaan lontar pertama di Bali, yang terletak di   menarik yang perlu juga menjadi perhatian khusus bagi peneliti
                        kota Singaraja.                                                   kesejarahan. Penulisan dalam bentuk tembang ini di Nusantara umum
                                                                                          ditemukan di Jawa, Bali dan Lombok, yang tentunya “pencatatan
                        Kelompok lontar babad merupakan manuskrip yang memuat “teks       sejarah” dengan pola tembang ini memiliki perspektif tersendiri.
                        sejarah”. Kelompok lontar babad yang tersimpan di Gedong Kirtya   Pendekatan terhadap pola pencatatan sejarah bertembang inipun
                        umumnya bersumber dari naskah Jawa abad ke-15, diramu dengan      membutuhkan pendekatan yang berbeda jika dijadikan acuan
                        sumber yang ditulis kurun waktu abad ke-16 dan 17, serta bentuk   kesejarahan.
                        adaptasinya kemudian. Terdapat juga kelompok babad yang relatif
                        baru yang bersumber dari sumber yang lebih baru, dari akhir abad   Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Nusantara, khusus Jawa,
                        ke-18 dan 19, bahkan hingga saat ini, yang merupakan kelanjutan dari   Bali dan Lombok, “bertutur dalam tembang” dan “menulis dalam
                        sumber-sumber yang disebutkan sebelumnya.                         tembang” adalah sebuah kebiasaan berabad-abad. Dalam pola
                                                                                          pewarisan pengetahuan lokal masyarakat Bali mengenal istilah
                        Kelompok lontar babad dalam judulnya tidak hanya memakai judul    “magending sambilang malajah” (bernyanyi sambil belajar) adalah
                        babad. Dalam kelompok babad terdapat juga pemakaian judul         sebuah pola pewarisan pengetahuan dan pewarisan ingatan yang
                        khas yang lain, seperti kawitan (asal usul), purana (sejarah kuno),   terbukti efektif menjaga berbagai pengetahuan lokal dan ingatan
                        pamancangah (kisah sejarah), pamuktian (sejarah kekuasaan),       sejarah di Bali yang masih bertahan hingga generasi ini. Inilah
                        pariagem atau piagem (piagam kerajaan), pabalik (kisah kekalahan),   yang tercermin dalam penulis berbagai manuskrip dengan konten
                        prasasti (piagam yang dikeluarkan kerajaan), paswara atau titiswara   kesejarahan untuk mempermudah pewarisan isinya dari generasi
                        (dekrit kerajaan), rereg atau rusak (kerusakan kerajaan atau      ke generasi, baik di lingkup keluarga atau di wilayah publik, pada
                        masyarakat akibat perang), uwug (kehancuran), yudha (perang),     pementasan wayang, arja, drama, bondres, dan berbagai cabang seni
                        dan usana (riwayat kuno), serta pangeling-eling (catatan pengingat).   pertunjukan lainnya.
                        Kesemuanya tersebut memuat “informasi kesejarahan” terkait
                        peristiwa apa yang terjadi, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana —   Buku ini dilengkapi foto manuskrip lontar halaman awal dan
                        yang secara umum dikelompokkan sebagai kelompok babad dalam       halaman akhir. Penyajian halaman awal dan halaman akhir bertujuan
                        keropak penyimpanan Gedong Kirtya.                                untuk memberikan gambaran awal manuskrip. Umumnya, identitas
                                                                                          manuskrip termuat dalam halaman awal, sementara identitas
                        “Teks sejarah” tersebut bukan hanya ditulis dalam ragam bentuk    kesejarahan-tahun penulisan, tempat penulisan, dan penulis
 Museum Gedong Kirtya, Buleleng, Bali.  prosa, sebagian ditulis dalam bentuk tembang tradisional (kidung   manuskrip umumnya termuat pada halaman akhir manuskrip




                                                                                                                KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA          1
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17