Page 17 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 17

keringnya menjadi merata. Setelah daun kering, kemudian dilakukan   masuk pada tahap selanjutnya. Fungsi penyimpanan ini adalah                                               lontar kemudian dijepit pada alat penjepit yang terbuat dari kayu   Blangko lontar selanjutnya siap digunakan untuk menulis teks dan
                                     pemotongan sesuai kebutuhan panjang bahan baku yang diinginkan.   mengeringkan daun dengan angin tanpa terkena sinar matahari.                                                (pamlagbag). Proses penjepitan ini menentukan lurus tidaknya      membuat gambar. Menuliskan teks di atas blangko lontar dimulai dari
                                     Pemotongan awal ini tidak dilakukan secara presisi karena akan ada                                                                                                            blangko lontar yang dihasilkan. Semakin lama proses penjepitan    kiri ke kanan, dan alat yang digunakan untuk menulis di atas blangko
                                     tahap pemotongan akhir akan merapikan potongan blangko lontar.                                                                                                                ini dilakukan, maka makin lurus blangko lontar yang dihasilkan.   lontar adalah pangrupak atau Pangutik. Kedua alat ini adalah alat
                                                                                                       4. MEREBUS                                                                                                  Idealnya proses penjepitan ini dilakukan selama 6 bulan, waku 6
                                     Selanjutnya dilakukan pelepasan lidi (ngesit). Melepaskan lidi                                                                                                                                                                                  yang umum digunakan di Bali, sementara untuk beberapa daerah lain
                                     pada daun lontar ini dilakukan dengan sangat hati-hati agar daun   Proses selanjutnya adalah perebusan daun lontar yang telah                                                 bulan ini dianggap sudah cukup menghasilkan blangko yang lurus    yang memiliki tradisi lontar akan memiliki tipe alat dan nama yang
                                     tidak robek. Lidi dilepaskan dengan bantuan pisau, sebisa mungkin   dianginkan selama 3 bulan. Proses perebusan ini bertujuan untuk                                           dan mudah digunakan untuk menulis.                                berbeda. Setelah aksara diguratkan di atas daun lontar, maka langkah
                                     bagian daun tidak banyak yang melekat pada lidi, sebab ini akan   menghilangkan zat hijau daun yang masih tersisa di daun lontar,                                                                                                               terakhir adalah menghitamkan aksara. Proses penghitaman aksara
                                                                                                       selain itu perebusan juga bertujuan untuk membuat daun lontar
                                     mempengaruhi kelebaran blangko lontar yang akan dihasilkan.                                                                                                                   5. MEMBUAT POLA, MELUBANGI, DAN MERAPIKAN                         menggunakan kemiri yang dibakar hingga menjadi arang. Arang
                                                                                                       menjadi lebih lentur. Proses perebusan ini menggunakan air yang
                                                                                                       telah dicampur dengan bahan-bahan alam serta beberapa rempah.                                               Daun lontar yang telah melalui proses penjepitan dan telah menjadi   kemiri ini diusapkan di atas blangko yang telah ditulisi, kemudian

                                     3. MERENDAM DALAM AIR TAWAR                                       Penggunaan bahan-bahan alam ini sebagai insektisida alami yang                                              lurus biasanya sudah disebut dengan blangko. Proses selanjutnya   dibersihan dengan menggunakan tisu atau kapas. Aksara yang telah
                                                                                                       menjaga daya tahan blangko lontar dari serangan binatang pengengat.                                         adalah membuat pola garis pada lontar. Pembuatan garis ini        tergurat akan menjadi hitam serta naskah akan sedikit berminyak,
                                     Daun lontar yang telah dilepaskan dari lidi selanjutnya direndam   Bahan-bahan alam yang umum digunakan sebagai campuran                                                                                                                        sebab arang kemiri juga mengandung minyak.
                                     dalam air, dalam istilah Bali proses ini disebut ngekum. Pada     saat merebus daun lontar di antaranya adalah kulit pohon intaran                                            menggunakan tali yang telah diberi arang penghitam, namun
                                     masa lalu merendam daun lontar ini dilakukan di sungai atau di    (Azadarichta Indica L), umbi pohon gadung (Dioscorea Hispida L),                                            belakangan banyak juga pengrajin yang menggunakan penggaris.
                                     saluran air sekitar sawah, hal ini bertujuan untuk mendapatkan    batang kantawali, daun sambiroto, dan kulit pohon pulai (Alstonia                                           Pada blangko lontar, umumnya terdapat 4 garis. Garis ini digunakan
                                     air rendaman yang selalu mengalir. Namun belakangan proses        Scolaris R.B.R.). Semua bahan-bahan tersebut ditumbuk atau digiling                                         untuk mempermudahkan menulis teks serta menjadi penuntun penulis
                                     perendaman dilakukan di rumah produksi dengan menggunakan         harus menjadi bubuk.                                                                                        untuk mengatur harak dan besar kecil aksara.
                                     bak penampungan air. Proses perendaman daun lontar dengan                                                                                                                     Selanjutnya blangko lontar dilubangi dengan menggunakan sebuah
                                     menggunakan bak penampungan air semacam, air untuk merendam       Perebusan dilakukan menggunakan wadah yang cukup besar atau                                                 alat pelubang yang disebut dengan Pirit. Lubang pada blangko
                                     harus rutin diganti, agar air yang digunakan merendam tetap bersih.   disesuaikan dengan jumlah daun lontar. Pada saat perebusan daun                                         lontar di Bali umumnya ada 3 buah, pada sisi kiri dan dan kanan
                                     Proses perendaman ini dilakukan selama kurang lebih tiga minggu   lontar harus terendam sepenuhnya, lalu bahan-bahan pengawet alami                                           serta di tengah-tengah. Besarnya lubang tergantung selera, tapi
                                     hingga air yang digunakan merendam tidak berbau atau bening. Pada   ditaburkan dengan merata. Merebus daun lontar ini dilakukan selama                                        pada umumnya berdiameter 3,5 mm. Lubang sebelah kiri dan kanan
                                     minggu pertama air diganti setiap hari sambil sedikit mengaduk-   kurang lebih 3 jam dengan kondisi api yang sedang dan stabil. Untuk                                         posisinya 2 cm dari tepi blangko lontar, dan lubang yang di tengah
                                     aduk. Air rendaman diminggu pertama ini biasanya berwama hijau    mempermudah mengetahui bahwa daun lontar telah matang, biasanya                                             tidak persis berada di tengah-tengah tapi posisinya agak ke kiri
                                     kekuningan, berbuih dan mengeluarkan bau masam. Pada hari-        saat awal merebus dimasukkan sebiji jagung, jika jagung telah
                                     hari berikutnya air rendaman diganti 2-3 hari sekali dan warnanya   mengembang maka proses perebusan sudah dianggap cukup. Selama                                             Daun lontar yang telah dipola dan diberi tiga lubang kemudian
                                     semakin jernih. Minggu kedua perendaman umumnya air sudah         proses perebusan, jumlah air dalam wadah terus ditambah agar daun                                           diserut bagian tepi-tepinya agar rata dan halus. Setelah sisinya rata,
                                     mulai jernih dan bau masam telah mulai berkurang.                 lontar tetep dalam keadaan terendam sepenuhnya.                                                             selanjutnya blangko lontar diamplas dengan amplas yang halus, atau
                                                                                                                                                                                                                   secara tradisional menggunakan daun bambu. Kemudian blangko
                                     Setelah proses perendaman ini daun lontar diangkat dan dicuci     Setelah daun lontar matang, maka dibiarkan dalam rendaman air                                               yang telah halus dapat diberi pewarna merah pada bagian tepi.
                                     dengan air bersih sambil menghilangkan kotoran-kotoran yang       rebusan ini hingga keesokan hari. Selanjutnya angkat daun lontar                                            Pewarnaan ini untuk melindungi blangko lontar dari hewan pengerat.
                                     tersisa. Daun lontar selanjutnya dijemur di tempat terbuka, dibeberkan   dibersihkan dari sisa-sisa bahan pengawet serta buih-buih saat
                                     perlembar, penjemuran ini dilakukan cukup sehari lalu disimpan    merebus. Daun lontar kemudian dijemur pada terik matahari sehari                                            Setelah semua proses pembuatan blangko lontar dilalui dengan baik,
                                     kembali. Penyimpanan ini berlangsung hingga 3 bulan sebelum       penuh, lalu disimpan untuk diangin-anginkan. Setelah cukup kering,                                          maka akan menghasilkan kualitas blangko lontar yang baik pula.



                  6                  KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                                                                                                                                                                                      KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA          7
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22