Page 189 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 189
KUTIPAN HALAMAN AWAL TERJEMAHAN KUTIPAN HALAMAN AWAL
<1v>-li, hapitowi sama hirikiŋ sasak, yan sāmpun kadriyan den ipun, kaki -li, lagi pula ini sama dengan sasak, bila telah tampak olehnya, kaki
hasalewanan mariŋ mataram, tan uruŋ baṅun ikaŋ duratmaka, hadyapi hasalewanan di mataram∙, tentu bangunlah penjahat itu, sekarang pun orang
punaŋ woŋ panūja, karaṇan ipun aṅadu tukar mariŋ mataram∙, hiṣṭanipun panūja tersebut, alasannya mengadu perselisihan di Mataram, tujuannya
agawe rājapisuna, kāya liṅiŋ sun wawiṅārĕp∙, nāhan liṅira ki gusti bagus menyebarkan fitnah, seperti yang aku katakan sebelumnya, demikian
madhe, māṅkina hembuḥ hewa twase ki gusti ñoman karaŋ, mala hasmu ucapannya Ki Gusti Bagus Madhe, kian bertambah kesal hati Ki Gusti
taṅis∙, nhĕr aṅūcap∙, yan maṇkana habdik sinrahakĕn∙ wwaṅiŋ panūja mariŋ Nyoman Karang, akhirnya dengan menunjukkan tangis, lalu berkata, bila
mataram∙, hapan iṅsun tan bisa tmĕn araraṣan∙, maṅkana siliḥ suwaliŋ demikian sedikit diserahkan orang Panūja di Mataram, karena saya sungguh
raraṣanira kāliḥ, haṅucap ta śrī paduka ratu ṅūraḥ madhe karaṅāsĕm∙, tidak bisa berdiskusi, demikian saling beradu argumen keduanya, lalu raja
liŋnira, hariniŋsun kaki, haja moṅkono, saṅkan iṅsun añjatenāna sira, Ngūraḥ Madhe Karangāsĕm angkat bicara, katanya, adikku, jangan begitu,
noreŋsun aṅlakokna raraṣan dawak∙, hasiṅabnĕr hiku lakokna, mārggahane itulah sebabnya aku mengatakan yang sebenarnya padamu, bukannya aku
hanmu karahayon∙, haja sira kaki salaḥ tampana, nāhan liŋ śrī pāduka ratu, bertindak maupun berbicara sesuka hati, yang mana yang benar itu yang
nhĕr paḍā haṅluwari, kinanti ta sira wayahan lĕbaḥ, dilaksanakan, sebagai jalan untuk menemukan kesejahteraan, janganlah
salah paham, demikian ucapan raja, selanjutnya sama-sama mengakhiri
pembicaraan, beliau didampingi wayahan lĕbaḥ,
178 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA 179