Page 223 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 223

RINGKASAN ISI BABAD

                                     Babad ini menceritakan mengenai leluhur kaum Ksatriya Tamanbali.   tersebut sampai ke udara dan tercium oleh Hyang Wisnu, beliau segera                                                                                                                                                                       Tempat penyimpanan: keropak 12;
                                     Diawali dengan leluhur kaum Ksatriya Tamanbali pada masa yang     bercengkrama di Tirta Harum. Di dalam sebuah gua tampak oleh Bhatara                                                                                                                                                                        asal: salinan dari lontar milik I Goesti
                                     lalu dilahirkan dari Tirtha Arum yang diciptakan oleh Bhatara Subali.   Wisnu seorang gadis, tetapi sang gadis tidak menyadari keberadaan Bhatara                                                                                                                                                             Poetoe Majoen, Poenggawa disctrict
                                     Diceritakan Bhatara Subali bersaudara dengan Dalem Bhatara Sekar   Wisnu. Bhatara Wisnu mandi dan keluar air mani karena tak tahan melihat                                                                                                                                                                    Abiansemal (Badoeng); keadaan:
                                     Angsana. Bhatara Subali bersemayam di Gunung Agung, sedangkan     kecantikan Ni Dewi Njung Asti. Bhatara Wisnu kembali ke Wisnuloka,                                                                                                                                                                          baik; ukuran: 50,6 cm x 3,7 cm; ruang
                                     Bhatara Sekar Angsana bersemayam di Pura Dasar Gelgel. Adapula saudara   dan Ni Dewi Njung Asti keluar dari gua, melihat air mani Bhatara Wisnu                                                                                                                                                               tulisan: 42,2 cm x 3,7 cm; tebal: 67
                                     beliau yang lahir dari ibu yang bukan bangsawan bernama Sang Hyang   di atas batu, lalu diambil dan dimakannya. Dewi Njung Asti akhirnya                                                                                                                                                                      lembar; jumlah halaman: 134 halaman;
                                     Haji Jaya Rembat, serta seorang putri yang bernama Ni Mas Kuning. Sang   hamil. Dalam keadaan hamil, berkunjunglah Hyang Wisnu dan bertanya                                                                                                 33.                                                               jumlah baris per halaman: 4 bari per
                                     Hyang Haji Jaya Rembat bersemayam di Pura Kentel Gumi, sedangkan Ni   mengenai asal usul dirinya. Setelah diceritakan dengan jelas, maka Ni                                                                                                                                                                   halaman; aksara: Bali; cara penulisan:
                                     Mas Kuning di Guliang. Diceritakan seorang pendeta bernama Sang Pandia   Dewi Njung Asti diajak ke Wisnu Bhuana. Bhatara Subali memaklumi air                                                                                                                                                                 digurat dari kiri ke kanan; bahan: daun
                                     Wawu Rawuh bertemu dengan Bhatara Subali di Tolangkir. Sang Pandia   suci Tirta Harum itu. Disuruhnya Sang Hyang Aji Rembat menjaganya                                                                       BABAD MENGWI VA/12/1340                                                                          lontar; bahasa: Kawi; bentuk teks:
                                     Wawu Rawuh hilir mudik menyusur tepi sungai Melangit, tetapi, tidak   dan membersihkan pancuran tersebut setiap hari. Bhatara Subali membuat                                                                                                                                                                  prosa; subjek: babad; usia: 82 tahun.
                                     menemukan mata air. Lalu beliau menancapkan tongkat pada batu padas   telaga meniru di Majapahit dan diberi nama Taman Bali. Selain itu, babad                                                                                                                                                                Keterangan lain: pada lembar 1 recto di
                                     hingga keluar air yang jernih mengalir. Bersama dengan keluarnya air,   ini juga menceritakan masa pemerintahan di Bangli. Pada saat itu kerajaan                                                                                                                                                             bagian kiri terdapat penanggalan 4-1-
                                     muncul pula seorang wanita. Sang Pandia Wawu Rawuh menanyai wanita   dipimpin oleh sang ratu bernama I Dewa Ayu Den Bencingah. Masa                                                                                                                                                                           1937, di bagian kanan terdapat tulisan
                                     itu dan memberi nama Ni Dewi Njung Asti. Air yang keluar dari batu   pemerintahannya tidak pernah surud. Sama seperti sebelumnya, seluruh                                                                                                                                                                     tangan dengan pensil berhuruf Latin
                                     tersebut kemudian diberi nama Tirta Harum karena keharumannya yang   wilayah kekuasaannya tentram dan damai.                                                                                                                                                                                                  “Babad Mangwi, toeroenan lontarnja
                                     semerbak mewangi.                                                                                                                                                                                                                                                                                             I Goesti Poetoe Majoen, Poenggawa
                                     Ni Dewi Njung Asti diminta untuk menjaga sumber air tersebut dan Sang                                                                                                                                                                                                                                         disctrict Abiansemal (Badoeng).
                                     Pandia Wawu Rawuh kembali pulang. Ternyata bau harum sumber air




















                 212                 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                                                                                                                                                                                      KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         213
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228