Page 260 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 260

RINGKASAN ISI BABAD

 Babad ini menceritakan mengenai Pulau Bali dan Pulau Lombok terombang-  Kiyai Pasek Agung Gelgel bersumpah mengabdikan dirinya menjadi kaki            Tempat penyimpanan: keropak; asal:
 ambing seperti perahu yang diterjang oleh ombak. Pada saat itu hanya   tangan Dalem, maka dari itu diberikan tugas untuk mengatur Bale Agung di        salinan dari lontar milik I Goesti
 ada satu gunung, gunung tersebut terletak di Bali dan bernama Gunung   seluruh pelosok desa di Bali.                                                   Poetoe Djlantik; keadaan: baik; ukuran:
 Lempuyang. Diceritakan Majapahit diperintah oleh Sri Aji Majalangu   Babad ini juga menceritakan keturunan Pasek Gelgel diantaranya adalah De          50,5 cm x 3,7 cm; ruang tulisan: 41,5
 dengan Maha patihnya yang terkenal bernama Kryan Gajah Mada. Pada   Gurun Pasek Gelgel yang memerintah dan mengatur Bale Agung di Desa                 cm x 3,5 cm; tebal: 53 lembar; jumlah
 suatu ketika para Mpu mendatangi Sang Prabu Majapahit dengan tujuan   Gelgel, dan adiknya De Pasek Togog mengatur di. Besakih dan bermukim             halaman: 106 lembar; jumlah baris per
 untuk memohon dicarikan Raja yang dapat memerintah di Bali. Permohonan   di Muntig. De Gurun Pasek Gelgel mempunyai putra I Dukuh Ambengan,            halaman: 4 baris; aksara: Bali; cara
 tersebut diterima agar nanti Bali menjadi kerajaan yang kuat dan berwibawa.   I Dukuh Subudi dan I Dukuh Bunga. De Dukuh Ambengan memiliki putra       penulisan: digurat dari kiri ke kanan;
 Setelah itu Kryan Gajah Mada mengusulkan kepada Sri Aji Majalangu   Ki Dukuh Prawangsa.                                                                bahan: daun lontar; bahasa: Kawi;
 untuk mengangkat putra-putra dari Mpu Kepakisan sebagai Raja, karena                 39.                                                               bentuk teks: prosa; subjek: babad;
 dianggap bijaksana dan cocok menjadi seorang Raja. Kemudian putra tertua   Garis ketururnan lain adalah I Gusti Pasek Agung Gelgel yang memiliki ibu   umur: 86 tahun.
 diangkat menjadi raja di Blangbangan, putra yang kedua diangkat menjadi   bernama I Luh Tangkas Koriagung. I Gusti Pasek Agung Gelgel mempunyai
 raja di Pasuruhan dan anak yang wanita diangkat menjadi raja di Sumbawa   empat orang anak laki-laki, diantaranya adalah I Tangkas Koriagung, I   BABAD PASEK GELGEL VA/6/955  Keterangan lain: pada lembar 1 recto di
 serta anak yang bungsu diangkat menjadi raja di Gelgel. Putra yang bungsu   Nyoman Pasek Tangkas, I Bandesa Tangkas dan I Pasek Bandesa Tangkas        ujung kiri terdapat penanggalan Masehi
 bernama Sri Aji Kresna Kepakisan pergi ke Gelgel/ Samprangan dengan   Koriagung. Semua keturunan Pasek ini menyebar ke berbagai desa-desa di           [1-2-1933]. Di sisi kanan terdapat
 diiringi oleh para Arya seperti Arya Kanuruhan, Arya Wang Bang, Arya   Bali serta mengemban tugas untuk memerintah dan memegang Kapasekan              tulisan dengan huruf Latin yang ditulis
 Kenceng, Arya Dalancang, Arya Tan Wikan, Arya Kuta Waringin yang   di Baleagung di seluruh Bali.                                                       dengan pensil “Babad Pasĕk Gelgel,
 nantinya menurunkan para Ksatria di Bali. Diringi juga oleh para Wesya   Babad ini juga menceritakan kisah ekspedisinya Danghyang Nirartha dari        toeroenan dari lontarnja I Goesti
 seperti Tan Kawur, Tan Kober, Tan Mundur yang selalu setia kepada Dalem   Blangbangan ke Bali menuju Gelgel dan menyebarkan ajaran agama serta         Poetoe Djlantik, Anak-Agoeng negara
 Gelgel sehingga mendapat kepercayaan. Beberapa hari kemudian datang   parhyangan-parhyangan seperti Pura Pulaki.                                       Boeleleng, ditoeroen oleh I Ktoet Kaler
 para Arya Gajah Para dan tinggal di Tianyar. Memang sebelumnya di Bali                                                                                 dari Br. Paketan [Singaradja]”.
 telah dihuni oleh para Brahmana dan keturunan Ksatria dari Jawa. Sri Aji   Pada babad ini juga diceriterakan dan dipaparkan pemerintahan Dalem         Pengarang/penyalin: I Ktoet Kaler
 Kresna Kepakisan sangat bijaksana, semua para ksatria diberikan sawah   dengan para Patih, Manca, Brahmana serta keturunannya hingga berbagai
 dan wilayah serta dituntut untuk tetap bakti kepada Dalem. Lama kelamaan   polemik yang menyebabkan keruntuhan kekuasaan Dalem.

















 248  KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                          KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         249
   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265