Page 37 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 37
RINGKASAN ISI BABAD
Babad ini mengisahkan ditaklukkannya Bali pada zaman kerajaan dan I Gusti Batan Jeruk lari ke Timur bersama keluarganya. I Gusti Batan Tempat penyimpanan: kropak, asal:
Majapahit yang dipimpin oleh Gajah Mada. Setelah itu diceritakan tentang Jeruk gugur pada tahun saka candrasangkala “Brahmana Nyarita Kawahan salinan; keadaan: baik; ukuran: 50,3
Dang Hyang Kepakisan dan keturunannya. Dang Hyang Kepakisan diangkat Mani”. Pemerintahan di Kerajaan Gelgel dipimpin oleh Dalem Pemayun cm x 3,7 cm; ruang tulisan: 42 cm x 3,6
menjadi Adipati Blambangan, Sumbawa dan Adipati Bali. Ketika menjabat Bekung. Arya Manginte menjabat sebagai Patih Agung. Pada masa cm; tebal: 28 lembar; jumlah halaman:
sebagai Adipati Bali, beliau didampingi oleh beberapa Arya. Pada masa pemerintahan Dalem Bekung timbul pemberontakan I Gusti Pande Basa 56 halaman; jumlah baris per halaman:
pemerintahan Dang Hyang Kepakisan, desa-desa wilayah utara pegunungan karena masalah wanita. 4 baris; aksara: Bali; cara penulisan:
dan wilayah timur melakukan pemberontakan. Diceritakan juga mengenai Babad ini selanjutnya menceritakan tentang pemberontakan I Gusti digurat dari kiri ke kanan; bahan: daun
kerajaan Majapahit pada masa Hayam Wuruk. Pada masa itu Adipati Bali, Pandebasa. I Gusti Pandebasa gugur setelah berhadapan dengan I Gusti lontar; bahasa: Kawi; bentuk teks:
Dalem Ketut Smara Kepakisan sempat menghadap ke Majapahit. Kemudian, Panarungan. Pasca pemberontakan Dalem Demayu Bekung digantikan oleh 2. prosa; subjek: babad.
diceritakan juga cerita tentang Prabu Madura yang melaksanakan upacara Dalem Segening. Pada masa pemerintahan Dalem Segening beliau ingin
suci (yadnya) dipimpin oleh Bhujangga Kayumanis. Kedudukan Dalem merebut kembali Blambangan. Dalem Sagening mengutus I Gusti Jelantik BABAD ARYA TABANAN VA/3/715 Keterangan lain: terdapat tulisan
Kepakisan digantikan oleh putranya yang bernama Dalem Waturenggong. Tenganan, namun penyerangan ini gagal dan I Gusti Jelantik Tenganan tangan dengan pensil di halaman
Pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong datanglah Dang Hyang gugur. Kedudukan Patih Agung digantikan oleh I Gusti Agung Widya 1r yang berbunyi: “Babad Arya
Nirarta di Bali. Kisah perjalanan Dang Hyang Nirarta hingga resmi diangkat karena patih agung sebelumnya telah wafat. Kedudukan Dalem Segening Tabanan, toeroenan dari lontarnja I
menjadi guru oleh Dalem Waturenggong juga diceritakan. Dang Hyang digantikan oleh putranya yang bernama Dalem Dimade. Goesti Ngoerah Oka, dari Br Tengah
Nirarta sebagai seorang guru raja diberikan tempat di daerah Katiaga. [Kerambitan – Tabanan], ditoeroen
Diceritakan pula mengenai pemerintahan Dalem Dimade, sekilas tentang oleh I Ktoet Kaler, dari Br Paketan
Dalam babad ini juga mengisahkan tentang kedatangan Dang Hyang riwayat Ida Bang Manik Angkeran yang merupakan leluhur Arya Bang [Boeleleng]”.
Astapaka ke Bali. Diceritakan Dang Hyang Nirarta bersama Dang Hyang Sidemen dan Arya Bang Pinatih. Pada bagian akhir babad menjabarkan
Astapaka melaksanakan upacara Homa. Beberapa tahun setelah pelaksanaan secara lengkap silsilah keturunan Arya Kepakisan. Pengarang/penyalin: I Ktoet Kaler
Homa, Dalem Waturenggong wafat. Setelah itu, timbul pemberontakan di
Gelgel yang diawali dengan I Gusti Batan Jeruk. Pemberontakan itu gagal,
26 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA 27