Page 92 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 92

RINGKASAN ISI BABAD

 Catatan perjalanan Dang Hyang Nirartha dari Wilwatikta ke Daha,   Pedanda Sakti Bukian kemudian dimohon oleh Raja Mengwi untuk
 dari Daha ke Pasuruhan, dari Pasuruhan ke Blambangan. Dang Hyang   menjadi Bhagawanta Mengwi. Pedanda Sakti Bukian kemudian pindah
 Nirartha menikah dengan putri Brahmana dari Daha, putri Brahmana dari   dari Tarupinge ke Kekeran. Pedanda Sakti Bukian menurunkan empat
 Pasuruhan, putri dari Sri Juru Blambangan. Di Blambangan Dang Hyang   orang putra yaitu: Pedanda Wayahan Kekeran di Semiharum, Pedanda                 Tempat penyimpanan: keropak 70;
 Nirartha difitnah. Beliau dan sekeluarga memutuskan untuk menyeberang   Made Kekeran di Griya Kekeran Blahbatuh, Pedanda Nyoman Kekeran di             asal naskah: salinan; keadaan naskah:
 ke Bali. Dang Hyang Nirartha pergi ke Bali diikuti oleh tujuh orang anak-  Tanah Pura Bun, dan Pedanda Ketut Kekeran di Griya Lanang Gulingan.         ukuran naskah: 39,5 cm x 3,4 cm;
 anak beliau yaitu: Hyang ning Melanting, Dang Hyang Wiraga Sandi, Ida   Garis keturunan Pedanda Sakti Bukian menurunkan griya-griya di Sandan          ruang tulisan: 32,8 cm x 3 cm; tebal
 Wayahan Ler, Ida Manuaba, Dayu Swabawa, Ida Telaga, Ida Bukcabe.   Tabanan, Den Kayu Mengwi, Dentiris, dan Sukawati.                                   naskah: 65 lembar; jumlah halaman 130
 Setelah di Bali tepatnya di Desa Mas, Dang Hyang Nirartha menikah dengan   Pedanda Sakti Ngurah pindah dari Tarupinge menuju ke Banjar Ambengan.       halaman; jumlah baris per halaman: 1v
 putri Bandesa Mas lalu menurunkan Ida Wayahan Mas. Dari istri pelayan   Pedanda Sakti Ngurah berputra Pedanda Wayahan Ngurah (Pedanda Sakti            sampai 65r 3 baris, 65v 1 baris; aksara:
 beliau menurunkan Ida Patapan. Dang Hyang Nirartha berpesan bahwa   Lelandep). Pedanda Sakti Lelandep menurunkan griya-griya di Banjar,   11.          Bali; cara penulisan: digurat dari kiri
 seluruh keturunan beliau tidak diijinkan untuk menyembah Ida Patapan.   Sukasada, Tangguwisia, Dencarik, Banjar Tegeha, Kamasan, Keramas,              ke kanan; bahan naskah: daun lontar;
 Dang Hyang Wiraga Sandi saat memuja harus duduk di hulu dari saudara-  Manduang, dan Cucukan Klungkung.  BABAD BRAHMANA MANUABA                        bahasa: Kawi; bentuk teks: prosa;
 saudaranya, tidak diijinkan menggunakan walkala hanya menggunakan                                                                                      subjek: babad.
 genitri.  Pedanda Sakti Kamenuh tinggal di Tarupinge. Beliau menurunkan Ida                                                                            Keterangan lain: pada cakĕpan bagian
 Wayahan Gunung, Ida Made Kaler, dan Ida Nyoman Kemenuh. Garis                                                                                          kiri berisi tulisan aksara Bali “// babad∙
 Setelah Dang Hyang Nirartha moksa, Dang Hyang Wiraga Sandi pindah   keturunan Pedanda Sakti Kamenuh menurunkan griya-griya di Kayuputih,
 dari Gelgel. Beliau ingin kembali ke Jawa melalui Bali Utara. Sesampainya   Banjar Ambengan, dan Panaraga.                                             brahmaṇa manwabha. //1-65”. Halaman
 di Tarupinge beliau disambut oleh Pasek Gobleg. Pasek Gobleg ingin supaya                                                                              1r berisi judul “//babad∙ brahmaṇa
 beliau sudi tinggal di Tarupinge. Dang Hyang Wiraga Sandi bersedia bila   Pedanda Sakti Bukit pindah dari Kayuputih ke Tiingtali Jagaraga. Beliau      manwabha //0//”
 Pasek Gobleg telah mendapatkan ijin dari I Gusti Panji Sakti. Pasek Gobleg   menurunkan seorang putra bernama Ida Wayahan Bukit.                       Pengarang/penyalin: Ida Putu Nguraḥ
 mendapatkan ijin. Dang Hyang Wiraga Sandi kemudian dibuatkan kediaman   Pedanda Sakti Ketandan di Desa Kemenuh Gianyar menurunkan empat                Asmarā
 di Tarupinge. Dang Hyang Wiraga Sandi di Tarupinge ditemani istri dan   orang putra yaitu: Pedanda Ketewel, Pedanda Bon Biu, Pedanda Kamenuh,
 empat orang putranya yaitu: Pedanda Sakti Bukian, Pedanda Sakti Ngurah,   dan Pedanda Ketut Bukit di Dawan. Garis keturunan Pedanda Sakti
 Pedanda Sakti Kamenuh, dan Pedanda Sakti Bukit. Pedanda Sakti Ketandan   Ketandan menurunkan griya-griya di Kemenuh, Dawan, Satria, Kusamba,
 tidak ikut dan menetap di Desa Kamenuh.  Gunaksa, dan Pringalot
















 80  KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                           KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         81
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97