Page 91 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 91
RINGKASAN ISI BABAD
Catatan perjalanan Dang Hyang Nirartha dari Wilwatikta ke Daha, Pedanda Sakti Bukian kemudian dimohon oleh Raja Mengwi untuk
dari Daha ke Pasuruhan, dari Pasuruhan ke Blambangan. Dang Hyang menjadi Bhagawanta Mengwi. Pedanda Sakti Bukian kemudian pindah
Nirartha menikah dengan putri Brahmana dari Daha, putri Brahmana dari dari Tarupinge ke Kekeran. Pedanda Sakti Bukian menurunkan empat
Pasuruhan, putri dari Sri Juru Blambangan. Di Blambangan Dang Hyang orang putra yaitu: Pedanda Wayahan Kekeran di Semiharum, Pedanda Tempat penyimpanan: keropak 70;
Nirartha difitnah. Beliau dan sekeluarga memutuskan untuk menyeberang Made Kekeran di Griya Kekeran Blahbatuh, Pedanda Nyoman Kekeran di asal naskah: salinan; keadaan naskah:
ke Bali. Dang Hyang Nirartha pergi ke Bali diikuti oleh tujuh orang anak- Tanah Pura Bun, dan Pedanda Ketut Kekeran di Griya Lanang Gulingan. ukuran naskah: 39,5 cm x 3,4 cm;
anak beliau yaitu: Hyang ning Melanting, Dang Hyang Wiraga Sandi, Ida Garis keturunan Pedanda Sakti Bukian menurunkan griya-griya di Sandan ruang tulisan: 32,8 cm x 3 cm; tebal
Wayahan Ler, Ida Manuaba, Dayu Swabawa, Ida Telaga, Ida Bukcabe. Tabanan, Den Kayu Mengwi, Dentiris, dan Sukawati. naskah: 65 lembar; jumlah halaman 130
Setelah di Bali tepatnya di Desa Mas, Dang Hyang Nirartha menikah dengan Pedanda Sakti Ngurah pindah dari Tarupinge menuju ke Banjar Ambengan. halaman; jumlah baris per halaman: 1v
putri Bandesa Mas lalu menurunkan Ida Wayahan Mas. Dari istri pelayan Pedanda Sakti Ngurah berputra Pedanda Wayahan Ngurah (Pedanda Sakti sampai 65r 3 baris, 65v 1 baris; aksara:
beliau menurunkan Ida Patapan. Dang Hyang Nirartha berpesan bahwa Lelandep). Pedanda Sakti Lelandep menurunkan griya-griya di Banjar, 11. Bali; cara penulisan: digurat dari kiri
seluruh keturunan beliau tidak diijinkan untuk menyembah Ida Patapan. Sukasada, Tangguwisia, Dencarik, Banjar Tegeha, Kamasan, Keramas, ke kanan; bahan naskah: daun lontar;
Dang Hyang Wiraga Sandi saat memuja harus duduk di hulu dari saudara- Manduang, dan Cucukan Klungkung. BABAD BRAHMANA MANUABA bahasa: Kawi; bentuk teks: prosa;
saudaranya, tidak diijinkan menggunakan walkala hanya menggunakan subjek: babad.
genitri. Pedanda Sakti Kamenuh tinggal di Tarupinge. Beliau menurunkan Ida Keterangan lain: pada cakĕpan bagian
Wayahan Gunung, Ida Made Kaler, dan Ida Nyoman Kemenuh. Garis kiri berisi tulisan aksara Bali “// babad∙
Setelah Dang Hyang Nirartha moksa, Dang Hyang Wiraga Sandi pindah keturunan Pedanda Sakti Kamenuh menurunkan griya-griya di Kayuputih,
dari Gelgel. Beliau ingin kembali ke Jawa melalui Bali Utara. Sesampainya Banjar Ambengan, dan Panaraga. brahmaṇa manwabha. //1-65”. Halaman
di Tarupinge beliau disambut oleh Pasek Gobleg. Pasek Gobleg ingin supaya 1r berisi judul “//babad∙ brahmaṇa
beliau sudi tinggal di Tarupinge. Dang Hyang Wiraga Sandi bersedia bila Pedanda Sakti Bukit pindah dari Kayuputih ke Tiingtali Jagaraga. Beliau manwabha //0//”
Pasek Gobleg telah mendapatkan ijin dari I Gusti Panji Sakti. Pasek Gobleg menurunkan seorang putra bernama Ida Wayahan Bukit. Pengarang/penyalin: Ida Putu Nguraḥ
mendapatkan ijin. Dang Hyang Wiraga Sandi kemudian dibuatkan kediaman Pedanda Sakti Ketandan di Desa Kemenuh Gianyar menurunkan empat Asmarā
di Tarupinge. Dang Hyang Wiraga Sandi di Tarupinge ditemani istri dan orang putra yaitu: Pedanda Ketewel, Pedanda Bon Biu, Pedanda Kamenuh,
empat orang putranya yaitu: Pedanda Sakti Bukian, Pedanda Sakti Ngurah, dan Pedanda Ketut Bukit di Dawan. Garis keturunan Pedanda Sakti
Pedanda Sakti Kamenuh, dan Pedanda Sakti Bukit. Pedanda Sakti Ketandan Ketandan menurunkan griya-griya di Kemenuh, Dawan, Satria, Kusamba,
tidak ikut dan menetap di Desa Kamenuh. Gunaksa, dan Pringalot
80 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA 81