Page 30 - New Final HS Mutahar
P. 30
Inventarisasi Sumber Arsip Husein Mutahar: Pengabdian dan Karyanya | 17
Khusus ABRI seperti RPKAD (sekarang Kopassus), Pasukan Gerak
Tjepat (sekarang Paskhas), Marinir, dan Brigade Mobil (Brimob).
Meskipun anggota-anggota itu berada di Jakarta, namun juga tidak
mudah dalam melakukan koordinasi. Akhirnya, Mutahar mengambil
jalan yang paling mudah yaitu dengan merekrut anggota Pasukan
Pengawal Presiden (Paswalpres), atau sekarang Pasukan Pengamanan
Presiden (Paspampres), yang bisa segera dikerahkan, apalagi sehari-hari
mereka memang bertugas di lingkungan Istana.
Pada tanggal 17 Agustus 1968, apa yang tersirat dalam benak Husein
Mutahar akhirnya dapat diwujudkan. Setelah pada 1967 diadakan ujicoba,
maka pada tahun 1968, mulai didatangkan para pemuda utusan daerah
dari seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam upacara pengibaran
bendera pusaka di acara ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Selama enam tahun, 1967-1972, bendera pusaka dikibarkan oleh para
pemuda utusan daerah dengan sebutan “Pasukan Pengerek Bendera”.
Pada tahun 1973, Drs. Idik Sulaeman, Kepala Dinas Pengembangan
dan Latihan di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (P&K), yang
juga Pembina Penegak Gerakan Pramuka dan selama ini membantu
Husein Mutahar dalam pembinaan latihan bagi para pengibar bendera.
Idik kemudian melontarkan suatu gagasan baru tentang nama pasukan
pengibar bendera pusaka, yaitu Paskibraka, yang merupakan singkatan
dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Mutahar menyetujui nama
tersebut. Dengan demikan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka berubah
namanya menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
D. Pengabdian di Jalur Non Formal
Nama Mutahar patut dicatat dalam sejarah sebagai orang yang berjasa
dalam gerakan pendidikan kepanduan dan gerakan pramuka. Bersama
Perdana Menteri Djuanda, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dr. Abdul
Azis Saleh, Muljadi Djojomartono, dan Mr. Mohammad Ichsan, ia ikut
“menyelamatkan” Pramuka.
Pada awal 1960-an, Partai Komunis Indonesia berusaha mengubah
arah kepanduan Indonesia menjadi mirip pionir di Uni Soviet. Dalam
Reuni Pandu Rakyat Indonesia 2011 (2011:60) disebutkan bahwa cita-