Page 25 - New Final HS Mutahar
P. 25
12 | Husein Mutahar dalam Lintasan Sejarah: Riwayat Sang Pandu Sejati
perjanjian Presiden Sukarno dengan Mutahar sewaktu di Yogyakarta.
Dengan diserahkannya bendera pusaka kepada orang yang diperintahkan
Presiden Sukarno maka selesailah tugas penyelamatan yang dilakukan
Husein Mutahar. Sejak itu, sang ajudan tidak lagi menangani masalah
pengibaran bendera pusaka. Tanggal 6 Juli 1949, Presiden Sukarno dan
Wakil Presiden Mohammad Hatta kembali ke Yogyakarta dari Bangka
dengan membawa serta bendera pusaka.
Tanggal 17 Agustus 1949, bendera pusaka dikibarkan lagi di
halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta. Naskah pengakuan
kedaulatan lndonesia ditandatangani 27 Desember 1949 dan sehari
setelah itu Soekamo kembali ke Jakarta untuk memangku jabatan
Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS). Setelah empat tahun
ditinggalkan, Jakarta pun kembali menjadi ibukota Republik Indonesia.
Hari itu juga, bendera pusaka dibawa kembali ke Jakarta. Untuk pertama
kalinya setelah Proklamasi bendera pusaka kembali dikibarkan di Jakarta
pada peringatan detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1950, dan setelah
acara selesai Presiden Sukarno menyimpan bendera pusaka itu. Sejak
tahun 1950, pengibaran bendera pusaka dilaksanakan di Istana Merdeka,
dan Presiden Sukarno bertindak selaku Inspektur Upacara. Akan tetapi,
fenomena itu hanya berlangsung hingga tahun 1966, karena pada Maret
1967, melalui Sidang Istimewa MPRS, Sukarno digantikan oleh Jenderal
Suharto untuk selanjutnya menjadi pejabat presiden.
Pada 1967, Mutahar mendapat perintah dari Presiden Suharto untuk
mempersiapkan pengibaran bendera pusaka pada 17 Agustus. Sebagai
Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka (Udaka), Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Husein Mutahar memang sedang ingin
mewujudkan gagasannya agar pengibaran bendera pusaka itu bisa
dilakukan oleh wakil-wakil pemuda dari seluruh Indonesia. Mutahar
segera mempersiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan upacara
pengibaran bendera, termasuk memanggil puluhan pemuda dan pramuka
untuk dilatih menjadi Pasukan Pengerek Bendera Pusaka.
Latihan ”uji coba” pasukan pertama itu berlangsung dengan mulus.
Pasukan Pengerek Bendera Pusaka sudah siap beberapa hari sebelum
tanggal 17 Agustus. Mutahar selaku penanggungjawab upacara baru
menyadari kalau bendera pusaka yang akan dikibarkan ternyata tidak