Page 22 - New Final HS Mutahar
P. 22
Inventarisasi Sumber Arsip Husein Mutahar: Pengabdian dan Karyanya | 9
sebagai bendera pusaka terus berkibar sepanjang hari di tengah hujan
peluru. Aksi teror yang dilakukan oleh Belanda terus meningkat dalam
upayanya untuk kembali berkuasa di Indonesia, yang mengakibatkan
dipindahkannya Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta.
Pada 4 Januari 1946 Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad
Hatta meninggalkan Jakarta dengan menggunakan kereta api. Hatta
beserta keluarga ketika sampai di Pegangsaan Timur berjalan secara
perlahan untuk menjemput Sukarno menuju Yogyakarta. Sang Saka
Merah Putih tidak lupa dibawa serta dan dimasukkan dalam koper
pribadi Sukarno.
Sejak saat itu, Ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke
Yogyakarta. Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-2 Kemerdekaan
Republik Indonesia, Presiden Sukarno memanggil Mayor (L) Husein
Mutahar, salah seorang ajudannya, agar Mutahar mempersiapkan
upacara kenegaraan peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1946 di halaman Istana Presiden
Gedung Agung Yogyakarta. Mayor Husein Mutahar berpikir, bahwa
untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa, pengibaran Bendera Pusaka
sebaiknya dilakukan oleh para pemuda Indonesia. Kemudian ia menunjuk
5 orang pemuda yang terdiri atas 3 orang putri dan 2 orang putra sebagai
perwakilan daerah yang berada di Yogyakarta untuk melaksanakan
pengibaran Bendera Pusaka.
Padal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresinya yang
kedua. Presiden, Wakil Presiden dan beberapa pejabat tinggi Indonesia
akhirnya ditawan Belanda. Namun, ketika Gedung Agung Yogyakarta,
yang dijadikan istana Presiden, dikepung oleh Belanda, Sukarno sempat
memanggil Husein Mutahar. Dalam pertemuannya dengan Mutahar ada
hal penting yang disampaikan oleh Sukarno seperti yang dituturkan oleh
Cindy Adams:
”...Apa yang terjadi terhadap diriku, aku sendiri tidak tahu. Dengan
ini aku memberikan tugas kepadamu pribadi. Dalam keadaan apapun
juga, aku memerintahkan kepadamu untuk menjaga bendera kita
dengan nyawamu. Ini tidak boleh jatuh ke tangan musuh. Di satu
waktu, jika Tuhan mengizinkannya engkau mengembalikannya
kepadaku sendiri dan tidak kepada siapa pun kecuali kepada orang
yang menggantikanku sekiranya umurku pendek. Andaikata engkau