Page 21 - New Final HS Mutahar
P. 21

8 | Husein Mutahar dalam Lintasan Sejarah: Riwayat Sang Pandu Sejati


                 Seperti yang telah disinggung sebelumnya, sebagai sosok yang gemilang,
                 selain aktif sebagai birokrat dan diplomat, ia juga pernah aktif di dunia
                 pergerakan terutama kepanduan (1934). Husein Mutahar adalah
                 seorang pandu sejati, bagaimanapun ia akan tetap menjadi seorang
                 pandu. Ia bahkan ikut mendirikan organisasi kepanduan di Indonesia,
                 dan menjadi anggota Kwartir Besar Organisasi Pandu Rakyat Indonesia
                 (1945-1961). Tokoh yang peran dan kiprahnya tidak bisa dilepaskan dari
                 terbentuknya gerakan pramuka di tahun 1961, penggagas terbentuknya
                 Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka), pencipta lagu nasional
                 seperti Syukur, Himne Satya Darma Pramuka, Hari Merdeka, dan Himne
                 Universitas Indonesia.

                     Sepanjang hidupnya, Mutahar mencurahkan banyak waktunya
                 untuk musik. Lagu-lagu perjuangan yang diciptakannya memberikan
                 tekanan pada aspek sosial dan politik serta bercerita tentang identitas
                 dan kesatuan bangsa. Ia merefleksikan  kembali fase-fase sulit  dalam
                 memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang memakan banyak korban
                 di medan perang. Lagu-lagu ciptaan Mutahar mudah dicerna dan mudah
                 dinyanyikan oleh semua lapisan masyarakat. Lagu mars Hari Merdeka,
                 misalnya digubah dengan karakter  con brio  (bersemangat dan berapi-
                 api), sementara judul-judul seperti Gembira, Tepuk Tangan Silang-silang,
                 Tiba Saat Berpisah, Yo Hayo, dan Riangkan Dia adalah sejumlah lagu
                 anak-anak yang berkarakter ceria.

                     Karakter lain yang menonjol dari seorang Mutahar adalah keteladanan
                 dan nasionalisme. Ia memang tak membutuhkan penghargaan berlebihan,
                 bila perlu merelakan diri agar orang lain selamat. Begitulah watak mulia
                 Pramuka yang dibawanya hingga wafat 9 Juni 2004. Mutahar memang
                 telah tiada, namun karyanya berupa lagu-lagu akan hidup sepanjang masa.



                 B. Penyelamat Bendera Pusaka

                 Sang saka Merah Putih, secara resmi dikibarkan untuk pertama kalinya
                 ketika Proklamasi Kemedekaan Republik Indonesia dicanangkan pada
                 17 Agustus 1945, di Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Bendera Merah
                 Putih yang dijahit oleh Ibu Negara, Fatmawati itu dikibarkan oleh Latief
                 Hendraningrat dan Soehoed. Sang saka Merah Putih yang juga dikenal
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26