Page 117 - Menabung_Ebook
P. 117
Postspaarbank dibekukan. Sebagai gantinya, pemerintahan Jepang
mendirikan Tyokin Kyoku (Tjokin Kjokoe) pada 1 April 1942. Maksudnya
adalah untuk mengisi kekosongan sebab masyarakat Indonesia sudah
terbiasa menabung. Setelah Indonesia merdeka, bank ini kemudian menjadi
Bank Tabungan Negara (BTN).
4. Algemene Volkscredietbank (AVB)
Pada masa kolonial, selain bank-bank komersial milik bangsa Barat, Menabung Membangun Bangsa
terdapat juga bank rakyat yang dikembangkan oleh bangsa Indonesia. Sejak
1904 bangsa Indonesia telah mengenal lumbung desa, bank desa, dan bank
kredit rakyat (volkscredietbank) yang dikelola oleh Centrale Kas sebagai
instansi penilik dan pembina serta sebagai pusat keuangan. Mengenai
Lumbung desa, seperti yang ditulis oleh Creutzberg (1987), dibentuk di Jawa
dengan modal beras yang disimpan oleh masyarakat desa. Pada masa itu
uang masih sangat langka sehingga masyarakat didorong untuk mengadakan
lembaga kredit dengan modal yang mereka miliki sendiri, yaitu beras. Pada
masa itu fungsi bank rakyat adalah menyediakan kredit untuk kebutuhan-
kebutuhan penduduk petani, pedagang, dan orang-orang yang bergerak di
bidang industri. Menurut Djojohadikusumo di dalam bukunya berjudul Kredit
Rakyat di Masa Depresi (1989), sejak 1934 bank-bank rakyat berkembang
menjadi Algemene Volkscredietbank (AVB) atau Bank Kredit Rakyat Umum
yang mulai menyediakan kredit bagi golongan amtenar, kaum pensiunan, dan
karyawan swasta.
Pada 1912 ada sistem kredit rakyat (Het Volkskredietwezen) (dimuat
dalam Lembaran Negara Hindia-Belanda 1912 No. 210), sebagai Dinas
pemerintah yang berada di bawah Departemen Pemerintahan Dalam Negeri
(Departement van Binnenlands Bestuur/BB). Pada bagian atas organisasi
terdapat seorang penasihat dan staf. Mereka menentukan kebijakan dan
mendukung para pegawai di lapangan, antara lain dengan cara membuat
panduan untuk mendirikan dan mengelola berbagai lembaga kredit.
Pada tingkat lokal dan regional, bagian dinas lapangan (buitendienst: 107
dari Eropa dan Indonesia) mencoba mendorong rakyat untuk membangun
gudang beras atau lumbung padi (rijstschuren), bank desa (dorpsbankjes), dan
bank cabang (afdelingsbanken). Ada penasihat yang bertugas membimbing
mereka dalam mendirikan semua itu dan juga membantu dalam pengelolaan
dan penyelesaian masalah sehari-hari. Tugas lapangan ini diambil alih dari
pegawai pemerintah Eropa dan bumiputra.